Senin 19 Nov 2018 18:43 WIB

Fitnah Membawa Petaka

Sanksi fitnah tidak hanya di dunia, tetapi di akhirat.

Akibat badai fitnah, hidup seseorang bisa sengsara.
Foto:

Berangkatlah delegasi sekelompok pembenci Sa'ad menghadap Umar bin Khatab. Mereka mengadu dengan pengaduan yang mengada-ada. Belum sempat mendapat klarifikasi dari Sa'ad, Umar memberhentikan sosok yang pernah terjun dalam Perang Badar tersebut, kemudian menggantikannya dengan Ammar.

Sewaktu Sa'ad mendapatkan kesempatan menghadap Umar, keduanya pun berdialog dan peluang ini tidak disia-siakan Sa'ad untuk mengklarifisikasi apa yang sebenarnya terjadi. Menurut laporan yang diterima Sang Khalifah, Sa'ad melakukan beberapa kesalahan, di antaranya, tidak menjaga shalat dengan baik dan kurang bijak menerapkan hukum.

Terkait fitnah shalat, Sa'ad pun menjawab, “Demi Allah, aku shalat Isya' dengan mereka sebagaimana contoh Rasul, tidak aku kurangi sedikitpun. Dua rakaat pertama aku keraskan dan panjangkan bacaan, sedangkan pada rakaat terakhir aku persingkat dan pelankan bacaan.”

Mendengar penjelasan Sa'ad, Umar pun berkomentar, “Berarti itu hanya prasangka atasmu,” katanya. Lalu, Umar memerintahkan Sa'ad kembali ke Kufah beserta sejumlah utusan yang ditunjuk Khalifah bergelar al-Faruq itu. Sesampainya di Kufah, warga menanyakan keberadaan Sa'ad. Ia tidak beranjak dari Masjid Bani Abas.

Tiba-tiba, Usamah bin Qatadah berkelakar, “Sa'ad tidak pernah pergi berperang bersama kita dan tidak membagi harta rampasan perang serta tidak berlaku adil dalam putusan.”

Pernyataan ini membuat Sa'ad terkejut. Ia hanya bisa terdiam mendengan fitnah itu. Tak ada lagi pengaduan baginya kecuali berdoa kepada Allah. “Demi Allah, saya hanya akan berdoa tiga hal, Ya Allah jika hamba-Mu (Usamah) dusta, berbuat riya, dan cari muka, panjangkanlah umurnya, teruskan kefakirannya, serta dekatkanlah ia dari fitnah.”

Waktu pun berlalu. Doa yang dipanjatkan Sa'ad terdengar Sang Khalik. Tiap kali Usamah ditanya perihal kabar dan kondisi dirinya, sosok bergelar Abu Sa'dah itu hanya bisa menjawab, “Orang tua yang tertimpa musibah, doa Sa'ad telah terkabul untukku.” Keadaan Usamah pun kian memburuk di pengujung usianya. Alisnya kian berjatuhan ditelan usia dan ia selalu mendapat celaan dari para budak yang ia temui di jalan-jalan.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement