REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menilai antusiasme generasi milenial mengikuti kegiatan keagamaan membuktikan adanya keinginan untuk bersama menuju kebaikan. Karena itu, Pemuda Muhammadiyah berharap kegiatan keagamaan milenial tak diracuni agenda politik
“Rasa keingintahuan, rasa terus berkontribusi, kebersamaan itu. Maka terhadap situasi momentum pergolakan, kan menyatukan kaum milenial,” kata Ketua bidang Hikmah PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto kepada Republika.co.id, Selasa (13/11).
Menurut dia, antusiasme menghadiri kegiatan keagamaan membuktikan bahwa kajian dan tausiyah tidak identik dengan orang tua. Sebab, kajian dan taushiyah tidak dibatasi usia tua atau muda.
“Kalau dalam kajian itu banyak milenial, sah-sah saja. Kecuali kalau kajian itu dibenturkan dengan politik. Itu tak sesuai dengan ruh,” ujar dia.
Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu menilai momentum antusiasme generasi milenial itu harus terus dijaga. Karena itu, harus tetap ada ruang serupa untuk anak muda mengikuti kajian keagamaan.
“Kehausan itu bagian dari kesadaran yang harus dipupuk terus, sehingga menjadi kebanggan tersendiri,” kata Cak Nanto.
Dia mengingatkan, milenial memiliki kecerdasan dalam merespona sesuatu. Diharapkan, kajian keagamaan mengajarkan ihwal bagaimana generasi milenial menghargai suatu perbedaan.