Selasa 13 Nov 2018 17:00 WIB

Ada Banyak Masjid di Utrecht

Muslim Utrecht juga aktif menyuarakan dakwah Islam.

Masjid Al Fatih Belanda (Onislam.net)
Foto: Onislam
Masjid Al Fatih Belanda (Onislam.net)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, Muslimin Utrecht dapat berbaur dengan baik. Mereka membentuk komunitas, tapi bersosialisasi dengan masyarakat umum. Kehadiran mereka pun sedikit demi sedikit diterima meski sebagai kelompok minoritas.

Mengutip dari RNW, kawasan tempat tinggal Muslim digambarkan sebagai tempat banyak imigran tinggal. Di sana banyak ditemui toko Turki ataupun Maroko yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari. Suasana Islam pun sangat kental.

Banyak pula masjid berdiri di Utrecht. Tak jelas berapa jumlah masjid di kota pusat keagamaan Belanda itu. Tapi, di seluruh negeri kincir angin saja ada sekitar 400 masjid berdiri.

Beberapa masjid di Utrecht, antara lain, Masjid Abi Bakr Assadik, Masjid-ul-Aksa, Masjid Alfath, Masjid Assouna, Masjid Omer Alfarok, Masjid Sayidina Ibrahim, Masjid Ulu, Masdjied Anwar-E-Qoeba, dan masih banyak lain.

Baca: Geliat Syiar Islam di Utrecht

Di kota pelajar lokasi universitas terbesar Belanda Utrecht University tersebut, Muslimin bahkan boleh mengumandangkan azan. Hanya saja, azan boleh menggunakan pengeras suara saat hari siang saja. Tak hanya itu, pernah ada pula kabar bahwa masjid-masjid di Utrecht membuka pondok-pondok pesantren.

Muslim Utrecht juga aktif menyuarakan dakwah Islam. Mereka juga tak segan menentang hal yang bertentangan dengan syariat. Seperti kasus penutupan poster di jalanan yang menampilkan foto wanita berpakaian seronok. Isu yang mencuat tahun lalu itu makin menunjukkan eksistensi Muslimin di kota pusat budaya Belanda itu.

Selain itu, Muslimin juga memiliki wakil di dewan parlemen. Para politikus Muslim itulah yang terus membela kepentingan dan hak-hak minoritas Muslim. Mengingat, banyaknya hak Muslimin yang sering kali diabaikan pemerintah karena berasal dari kelompok minoritas.

Kendati demikian, secara umum Pemerintah Belanda menghormati hak beragama. Apalagi, Belanda menganut paham pemisahan gereja dengan negara, yakni agama dipisahkan dari pemerintah. Hal tersebut pun berdampak baik sebagai penyanggah larangan beragama bagi Muslimin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement