REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu komunitas yang juga berjibaku dalam urusan agama adalah Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB). Founder KJB, Trifty Qurrota Aini, menyebut, komunitas ini dibentuk atas dasar keinginan membuat wadah yang bisa memotivasi para jurnalis berhijab dalam berkarya. Tidak hanya mengejar duniawi, tetapi juga mereka pun bisa meraih surga.
"Tahun 2012, jumlah jurnalis yang memakai hijab atau jilbab ini masih terbatas. Nah, karena sering ketemu di lapangan saat meliput, muncul keinginan untuk membuat KJB," ujarnya. KJB sendiri hingga 2018 ini anggotanya mencapai 100 orang.
Selain ingin membuat sebuah wadah bagi sesama rekan kerja, KJB juga diharap bisa menjadi sarana membangun persaudaraan. Ke depannya ini bisa membawa pengaruh tidak hanya untuk urusan pekerjaan, tapi juga keimanan. Kegiatan yang dilakukan komunitas ini pun sudah banyak.
Yang terbaru mereka melakukan penggalangan dana untuk gempa Lombok dan melakukan kajian jurnalistik dan pengenalan zakat ba gi anggota KJB. KJB ingin antara pe kerjaan dan agama bisa berjalan searah tanpa meninggalkan salah satu pihak.
Tidak hanya berjibaku dengan anggota nya, tetapi juga KJB pun membuka berbagai kegiatan untuk masyarakat luas. Di antaranya kajian keislaman dan tausiyah, sharing session di SMP dan SMK Islam al-Makiyah Jakarta, juga membuka workshop dan seminar jurnalistik di Universitas Satya Negara Indonesia.
"Tantangannya yang kita hadapi itu bagaimana menghidupkan semangat para Muslimah muda bahwa hijab tidak akan menghalangi kita untuk berkarya dan berkarier," kata dia. KJB sendiri memiliki sebuah moto. Yaitu, 'Tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, tidak ada kekuatan tanpa kebersamaan, tidak ada kebersamaan tanpa persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah)'.