Ahad 28 Oct 2018 00:17 WIB

Open Day di Australia, Pintu Mengenal Islam

Program in memberi kesempatan non-Muslim menggali Islam langsung dari sumbernya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Muslim Australia tengah melaksanakan shalat jamaah di Masjid Canberra.
Foto: Canberratimes.com.au
Muslim Australia tengah melaksanakan shalat jamaah di Masjid Canberra.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA – Pusat Islam Canberra di Australia menyelenggarakan Open Day pada, Sabtu (27/10) waktu setempat. Masjid ini membuka pintunya untuk umum sebagai bagian dari prakarsa nasional, yang bertujuan menghapus stereotip dan kesalahpahaman tentang agama. 

Masjid Canberra atau yang dikenal dengan Masjid Ahmad Al Sabah adalah salah satu dari 30 masjid di Australia yang ikut ambil bagian dalam kegiatan Hari Terbuka Masjid Nasional (National Mosque Open Day).

Dengan kegiatan yang telah berjalan selama lima tahun terakhir ini, warga Canberra diberi kesempatan berbicara dengan anggota komunitas Islam dan mengikuti sesi tanya jawab yang berlangsung sepanjang hari. 

Kegiatan 'Open Day' kali ini merupakan yang pertama digelar, sejak masjid Pusat Islam Canberra diresmikan pada Mei lalu. 

Presiden Pusat Islam Canberra, Zafar Ahmad, mengatakan kegiatan 'open day' adalah hal penting guna meningkatkan pemahaman di masyarakat. Sehingga orang-orang yang bukan berasal dari latar belakang Islam dapat bertukar pandangan dan melihat bangunan yang menjadi tempat ibadah umat Muslim tersebut. 

"Kami hanya ingin menghilangkan sejumlah hambatan, dan istilah seperti 'kita' dan 'mereka' yang tidak seharusnya demikian, dan orang-orang dapat datang dan mencari tahu lebih banyak tentang kami," kata Ahmad, dilansir di The Sydney Morning Herald, Sabtu (27/10). 

Menurut Ahmad, jumlah peserta yang bertambah setiap tahun sejak 'Open Day' pertama digelar Pusat Islam adalah pertanda positif. Hal itu sangat penting karena jika orang-orang tidak bertemu Muslim, mereka tidak akan paham atau mengenal lebih jauh tentang Islam padahal tidak berbeda dari agama lainnya. 

"Bagi sebagian orang, mereka mendengarkan orang-orang seperti Pauline Hanson, tapi tidak berinteraksi dengan Muslim. Banyak orang membentuk pandangan tanpa melangkah ke masjid," lanjutnya. 

Melalui kegiatan 'Open Day' ini, pengunjung juga dapat mengambil bagian dalam tur masjid yang baru dibuka tersebut. Masjid Canberra ini menampung sebanyak 400 orang sekaligus saat shalat Maghrib berlangsung. 

Ahmad mengatakan, komunitas Islam Canberra menjadi semakin dekat sejak pembukaan masjid yang baru ini diresmikan awal tahun ini. Karenanya, kegiatan ini adalah cara untuk berbagi kedekatan itu dengan yang lainnya. 

"Sekarang kami memiliki tempat khusus untuk beribadah dan berpikir tentang kehidupan, dan ini juga kesempatan bagi orang-orang untuk mempelajari hal-hal tentang Islam," kata Ahmad.  

Imam masjid, Adam Konda, juga berada di masjid sepanjang hari untuk menjawab pertanyaan dari masyarakat. Konda telah menjadi imam di Canberra selama sembilan tahun, setelah sebelumnya menghabiskan waktu selama 14 tahun menjadi imam di Darwin. 

"Open Day dapat meruntuhkan keraguan orang tentang Islam. Orang-orang dapat menyadari hal-hal yang tidak mereka ketahui sebelumnya dan menyingkirkan beberapa stereotip," kata Konda. 

Selain Masjid Ahmad Al Sabah, Masjid Gungahlin juga turut berpartisipasi dalam inisiatif 'open day' ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement