Jumat 26 Oct 2018 05:00 WIB

Salam Abu Zar untuk Rasulullah

Sahabat satu ini aktif dalam pertempuran Badar, Uhud, dan Khandaq.

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto:

Abu Zar kemudian kembali ke bangsanya. Saudaranya kemudian mendatanginya dan bertanya, "Apa yang telah kamu lakukan?"Abu Zar memberitahukan dirinya menjadi Muslim. ternyata Anis sudah lebih dulu memeluk Islam. Mereka mendatangi ibunya yang kemudian menerima Islam. Sejak hari itu keluarga ini keluar tanpa kenal lelah mengundang anggota suku Gifar memeluk Islam.

Sahabat satu ini aktif dalam pertempuran Badar, Uhud, dan Khandaq. Di Madinah, dia menjadi pembantu Rasulullah. Rasul akan menepuknya dan tersenyum menunjukkan kebahagiaan.

Setelah Nabi wafat, Abu Zar tidak tahan tinggal di Madinah karena duka. Jadi dia berangkat ke gurun Suriah dan tinggal di sana selama kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. Ketika Usman memimpin, dia tinggal di Damaskus dan melihat kekhawatiran umat Islam untuk dunia dan ke inginan mereka untuk menikmati kemewahan.

Usman memintanya untuk datang ke Madinah. Di Madinah dia juga kritis terhadap pencarian orang-orang terhadap barang dan kesenangan duniawi. Khalifah ketika itu memerintahkan agar ia pergi ke Rubdhah, desa kecil dekat Madinah. Di sana ia tinggal jauh dari orang-orang, mening galkan keduniaan dan berpegang pada sunnah Nabi.

Suatu ketika seorang pria mengunjunginya dan mulai melihat isi rumahnya tapi ternyata tak ada apa -apa . Dia bertanya kepada Abu Zar, "Di mana harta milikmu?""Kami memiliki rumah dan harta benda di sana (akhirat)," kata Abu Zar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement