Kamis 25 Oct 2018 12:45 WIB

MER-C Mulai Program Rekonstruksi di Palu

MER-C fokus menangani sanitasi dan air bersih.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
MER-C mulai bangun MCK permanen untuk ratusan pengungsi gempa bumi dan likuifaksi di Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi.
Foto: Dok MER-C
MER-C mulai bangun MCK permanen untuk ratusan pengungsi gempa bumi dan likuifaksi di Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) fokus memberi bantuan pengobatan terhadap korban bencana alam di Kota Palu, Sulawesi Tengah. MER-C juga memperhatikan sanitasi di wilayah pengungsian atau terdampak bencana karena sanitasi yang buruk dapat mengakibatkan bencana kesehatan lainnya. 

"Setelah menyusuri berbagai wilayah terdampak bencana khususnya di Kabupaten Sigi, MER-C menemukan wilayah pengungsian yang masih sangat membutuhkan perhatian karena fasilitas umum dan sanitasi di sana memprihatinkan," kata Manajer Operasional MER-C, Rima M kepada Republika.co.id, Kamis (25/10).

Rima menerangkan, Desa Sibalaya yang terletak di Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi terdampak bencana pergerakan tanah. Rumah warga di sana banyak yang hancur. Terdapat sekitar 100 keluarga atau sekitar 500 orang tinggal di pengungsian, mereka berasal dari Sibalaya Utara dan Sibalaya Selatan. Namun, lokasi pengungsian yang di tempati mereka di Sibalaya Utara hanya memiliki satu MCK. Mereka juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Ketua Tim Konstruksi MER-C untuk Palu, Faried Thalib mengatakan, kondisi yang memprihatinkan ini, mendorong MER-C menurunkan Tim Konstruksi ke Sigi pada Senin (22/10). Tim langsung melakukan peninjauan ke lapangan dan memutuskan bahwa MER-C akan membangun MCK di wilayah pengungsian Sibalaya Utara sebanyak tiga titik.

"Kami sudah ke Sibalaya Utara untuk meninjau langsung kondisi pengungsian di sana, sesuai assessment awal, keberadaan MCK memang sangat dibutuhkan," ujarnya.

Melihat luasnya wilayah dan jumlah pengungsi yang ada, dia menjelaskan, MER-C memutuskan untuk membangun MCK di tiga titik. MCK dibangun di dua titik, terdiri dari masing-masing enam WC dan enam kamar mandi bagi pria dan wanita. Sementara satu titik lagi terdiri dari tiga WC dan tiga kamar mandi bagi wanita dan pria.

Thalib menjelaskan, meski pengungsian, MCK yang dibangun adalah MCK permanen. Yaitu dengan konstruksi batu kali, kolom baja dan diplester. MER-C ingin MCK yang dibangun manusiawi bagi para korban. Untuk itu MER-C membuat MCK permanen karena bencana besar ini pastinya akan membutuhkan waktu cukup lama untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Bantuan MCK akan dibangun oleh relawan dari Divisi Konstruksi MER-C dengan jumlah relawan 12 orang sudah berada di lokasi, lama pengerjaan diperkirakan selama satu hingga dua pekan ke depan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement