REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) terus berupaya membangkitkan potensi ekonomi di kalangan santri dan menggali potensi yang dimiliki pesantren. Salah satunya, dengan meluncurkan Program Pemberdayaan Ekonomi bertajuk Santripreneur pada Hari Santri Nasional.
Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta mengatakan Baznas ingin mendorong kemandirian para santri sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi pemimpin bangsa. “Kami menyakini pesantren mampu melahirkan generasi menjadi pimpinan masyarakat, mewadahi kegelisahan masyarakat dan menjadi dokter problem umat. Maka dengan adanya pemberdayaan santri akhirnya memberdayakan masyarakat sekitarnya,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (23/10).
Menurutnya, Program Santripreneur menjadikan pesantren sebagai basis dan pusat ekonomi, baik bagi pesantren maupun masyarakat sekitar. Salah satu Program Santripreneur yang sudah berjalan adalah Program Baznas Microfinance di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.
Baznas bekerja sama dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Pesantren dengan memberikan bantuan pembiayaan kepada 851 pelaku usaha mikro sebesar Rp 3 miliar. Penerima manfaat itu terdiri dari para alumni pesantren, masyarakat sekitar dan para wali santri yang tersebar di berbagai cabang Baitul Mal Wal Tamwil (BMT) Sidogiri.
Program Santripreneur Baznas juga seiring dengan program penyaluran zakat dan infak ke sejumlah produk pondok pesantren di Indonesia. Pada 2016-2017, Baznas menyalurkan bantuan sebesar Rp 6,3 miliar kepada 112 pesantren.
Sementara pada 2017-2018, sebaran penerima manfaat semakin meluas menjadi 144 pondok pesantren dengan total dana tersalurkan sebesar Rp7,4 miliar. “Kami mendorong para pesantren untuk memperbaiki managemennya, agar masyarakat pesantren memiliki kehidupan bermutu dan juga mental kehidupan cukup, berkehidupan yang baik,” ujar dia.