Senin 22 Oct 2018 15:09 WIB

15 Santri Madrasah Mu'allimin Yogyakarta Dikirim ke Turki

Program ini bertujuan meningkatkan wawasan global para santri.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Nashih Nashrullah
Sebanyak 15 siswa didampingi tiga guru Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah  Yogyakarta melakukan program pertukaran pelajar ke Turki selama 15 hari  (12-27/10).
Foto: dok. Humas Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Sebanyak 15 siswa didampingi tiga guru Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta melakukan program pertukaran pelajar ke Turki selama 15 hari (12-27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta  2018 ini kembali mengirimkan 15 santrinya dengan tiga guru pendamping untuk memperluas wawasan globalnya ke Turki. 

"Secara intensif, kegiatan edukasi ini dilaksanakan di  Sultan Mehmet International School Istanbul Turkey selama 15 hari (12-27),” kata  Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta Aly Aulia dalam rilisnya yang dterima Republika.co.id, Senin (22/10). 

Ia mengatakan kegiatan ini merupakan program tindak lanjut dari pola kemitraan yang telah dijalin selama dua tahun terakhir antara kedua lembaga yang sama-sama berbasis Islam modern ini. 

"Student Exchange Program merupakan salah satu tradisi kami dalam mendidik para santri guna memperluas wawasan eduktif,  dan juga cakrawala pengetahuan mereka secara internasional," kata Aly yang juga alumnus Universitas al-Azhar Mesir ini.

Selama ini madrasah tertua di Indonesia ini, telah melakukan berbagai bentuk kerja sama internasional dengan beberapa lembaga pendidikan terkemuka di beberapa negara,  di antaranya Inggris, Mesir, Jepang, Malaysia, Singapura, Kamboja dan Thailand.

Dipilihnya Turki sebagai tujuan pembelajaran di tahun ini, kata Aly,  karena negara tersebut memiliki latar belakang serta  kemegahan peradaban Islam yang spesifik di masa lampau.  

Negara ini juga  menjadi tujuan para mahasiswa dari berbagai belahan dunia untuk melanjutkan studinya. Di samping itu, negara ini juga memiliki dokumen kajian sejarah Islam secara komprehensif dan  representatif. 

Menurutnya, proses percepatan dalam konteks pengembangan wawasan  para siswa dan juga guru di lingkungan madrasah yang dipimpinnya terus akan ditingkatkan di masa datang. Program ini juga sejalan dengan pola pengembangan  Muallimin sebagai lembaga pendidikan modern yang berwawasan internasional.

Wakil Direktur II Bidang Administrasi Mohammad Alfian  yang turut serta mendampingi para santri mengatakan bahwa selama program ini berlangsung, para siswa selain mengikuti kuliah khusus, juga diajak ke berbagai tempat bersejarah dan juga lembaga-lembaga pemberi beasiswa, kantor Kedutaan Besar Indonesia di Turki, dan berbagai tempat penting lainnya. Dia berharap, ke depan akan semakin banyak alumni Mu'allimin yang melanjutkan studinya di luar negeri, termasuk Turki. 

Sholihin selaku pendamping dan juga staf pengajar Bahasa Inggris mengatakan  kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab bagi para santri Mu'allimin terbukti telah memudahkan mereka dalam berinteraksi dengan para siswa yang ada di Turki.

"Jika ingin menggenggam dunia, maka menguasai kedua bahasa tersebut merupakan hal penting dan tidak bisa ditawar. Dan itu sebagai syarat yang sangat dibutuhkan untuk dapat menguasai peradapan di masa datang," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement