Senin 22 Oct 2018 06:30 WIB

Anda Punya Keinginan? Wudhu Lalu Tunaikan Shalat Hajat

Shalat hajat bisa dilakukan sendiri atau berjamaah.

Ratusan ummat islam menghadiri Dzikir Akbar Palu Beristigfar di Anjungan Nusantara pantai Talise, Palu Sulawesi tengah, Jumat (12/10).
Foto: Darmawan / Republika
Ratusan ummat islam menghadiri Dzikir Akbar Palu Beristigfar di Anjungan Nusantara pantai Talise, Palu Sulawesi tengah, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Kehidupan seorang Muslim, seyogianya memang tidak terlepas dari aspek dan sisi spiritual. Keterikatan vertikal dengan Sang Khaliq, tak bisa dielakkan begitu saja. Termasuk dalam urusan meminta pertolongan dan mengabulkan sebuah keinginan.

Dalam kitabnya yang berjudul Abwab al-Faraj, Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliky al-Hasany menjelaskan, di antara media yang bisa digunakan seorang Muslim agar Allah SWT mengabulkan keinginannya adalah dengan melakukan shalat hajat. Bagaimana caranya? 

Menurut Sayyid Muhammad, shalat hajat cukup sederhana. Di antara hadis yang menuturkan tata cara itu, sebagaimana riwayat at-Tirmidzi dari Utsman bin Hanif.

Suatu ketika, seorang pria buta mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, ”Sesungguhnya sesuatu telah menimpa penglihatanku. Berdoalah kepada Allah untukku.” 

Lalu Rasul menjawab, ”Pergi dan berwudhulah, lalu shalat dua rakaat dan berdoalah: “Allahumma inni asaluka wa atawajjahu ilaika bi nabiyyika Muhammad SAW nabiyyarrahmah, Ya Muhammad inni astasyfi’iu bika ila rabbi fi bashari (Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan keberkahan Muhammad SAW, Sang Nabi kasih sayang, wahai Muhammad, aku meminta syafaatmu kepada Tuhan-mu untuk (kesembuhan) penglihatanku.” 

Tak lewat beberapa lama, Allah mengembalikan penglihatannya seperti semula, seakan tak pernah ada sakit. Rasul pun bersabda kembali, ”Jika Engkau punya keinginan tertentu, lalukan seperti itu.”

Diriwayatkan pula Imam at-Thabrani dalam kedua kitab Mu’jam-nya, suatu ketika, seseorang pernah punya keinginan dan ingin disampaikan ke Utsman bin Affan yang saat itu menjabaat sebagai khalifah. Dan konon, sejak wafatnya Rasulullah, Utsman tak lagi sempat memperhatikan kondisi orang tersebut. 

Lalu mengadulah pria tersebut ke Utsman bin Hanif. Oleh Utsman bin Hanif, pria itu disarankan untuk menunaikan shalat hajat, seperti hadis di atas. Sang pria akhirnya melakukannya. 

Kemudian, si pria beberapa waktu kemudian, mendatangi Utsman bin Affan dan memenuhi segala keinginannya. Keesokan harinya, si pria bertemu kembali dengan Utsman bin Hanif dan berterimakasih.

Dia berpikir Utsman bin Hanif telah mengondisikan Utsman bin Affan. Tetapi justru jawabannya mengagetkan. “Demi Allah aku tidak berbicara dengan Utsman sama sekali,” kata Ibnu Hanif. 

Sayyid Muhammad kembali menjelaskan, siapapun yang memiliki keinginan hendaknya rutin melakukan shalat hajat, meski sekali tiap malam, atau dalam hari itu. Ini dengan tanpa melupakan kerja-kerja nyata dalam hidupnya. 

Setelah shalat, bacalah doa berikut: “Allahumma inni asaluka wa atawajjahu ilaika bi nabiyyika Muhammad SAW nabiyyarrahmah. Ya Muhammad inni tawajjahtu bika ila rabbi fi hajati lituqdhiya li Allahumma fasyfa’hu fiy.” 

(Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan keberkahan Muhammad SAW, Sang Nabi kasih sayang. Wahai Muhammad aku menghadap dengan keberkahanmu kepada Tuhnku untuk urusanku agar Dia mengabulkannya untukku. Ya Allah berikanlah safaatnya untukku.” 

Setelah membaca doa tersebut, sebutkanlah keinginan Anda menggunakan bahasa Anda sendiri. Shalat ini juga boleh dilakukan baik sendirian atau berjamaah bila misalnya, ada musibah tertentu di suatu desa, sebagaimana disarankan para imam mazhab. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement