REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 50 ribu santri dari seluruh Indonesia bakal memadati Benteng Vastenburg Solo untuk mengikuti kegiatan Apel Akbar Santri Nusantara, Sabtu (20/10) malam. Kegiatan tersebut menjadi rangkaian acara untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober 2018.
Apel Akbar Santri Nusantara digelar oleh Asosiasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Seluruh Indonesia atau Rabitah Maahid Islamiyah (RMI) NU. Acara tersebut bakal dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
Pelaksanaan Apel Akbar Santri Nusantara sempat tertunda dua kali. Sedianya, apel akan digelar pada 7 Oktober bersamaan dengan penutupan perayaan HSN 2018 di Stadion Sriwedari Solo. Kemudian diundur menjadi 13 Oktober 2018 di lokasi yang sama. Selanjutnya diundur lagi menjadi 20 Oktober 2018 di Benteng Vastenburg.
Ketua PP RMI NU, Abdul Ghoffar Rozin, mengatakan, proses persiapan apel akbar ini sudah berjalan dan sudah final. "Memang kami menyesuaikan jadwal Presiden yang beberapa kali ada agenda penting yang tidak bisa ditinggalkan," terangnya dalam jumpa pers di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Kamis (18/10).
Gus Rozin, sapaan akrabnya, menjelaskan mengenai substansi apel akbar santri tersebut adalah bertujuan memeriahkan HSN 2018. Kegiatan apel akbar tersebut mengawali rangkaian hari santri di seluruh negeri. Pada 22 Oktober perayaan HSN di Bandung kemudian di Tasikmalaya dan 28 Oktober di Sidoarjo.
Dia menrangkan, HSN diperingati untuk mengonsolidasi para santri supaya memiliki rasa kebersamaan untuk bersama-sama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apel santri akan dihadiri perwakilan santri dari seluruh nusantara yang hadir untuk menyampaikan ikrar. "Substansi ikrar tersebut berisi tekad santri untuk menjaga NKRI," ungkapnya.
Dia juga menegaskan apel akbar santri bukan acara kampanye. Panitia mengundang Presiden sebagai Presiden bukan sebagai calon presiden. Karenanya, dia mengimbau agar tidak ada atribut partai atau atribut kampanye di sekitar area kegiatan untuk menghormati aturan pemilu. "Apel santri akan dipimpin langsung oleh Presiden. Karena dari sisi sejarah Presiden Jokowi yang menetapkan HSN pada 2015," imbuhnya.
Selain itu, Presiden sebagai simbol negara dan pesantren menjadi bagian bangsa Indonesia. Dan dalam konteks mengembangkan pesantren negara harus hadir.
Gus Rozin menambahkan, pemilihan Kota Solo sebagai lokasi pelaksanaan acara karena Solo dikenal sebagai kota santri dan kota multikultural. Harapannya, dari semangat multikultural yang ada di Kota Solo dapat dirajut persatuan dalam bingkai bangsa. Muaranya berupa kerukunan antarsesama di seluruh Indonesia.
Ketua panitia apel sekaligus Sekretaris PP RMI NU, Habib Sholeh, apel tersebut merupakan wahana bertemunya seluruh pesantren-pesantren di nusantara yang diwakili santri, ustaz, para pengasuh dan kiai-kiai di pesantren masing-masing. Dia memperkirakan peserta yang hadir mencapai 50 ribu orang. Kapasitas Benteng Vastenburg mencapai 30 ribu orang sehingga panitia memanfaatkan area di luar benteng untuk para peserta.
"Dari Jawa tengah ini semua perwakilan kabupaten akan hadir. Ada juga sebagian dari kabupaten-kabupaten di Jawa Barat dan Jawa Timur," ujar Habib Sholeh.
Dia merinci, acara akan dimulai dengan Shalat Magrib berjamaah di benteng. Sebelumnya para peserta sudah memasuki benteng pada pukul 15.00 WIB. Kemudian pada pukul 19.00 WIB Presiden sudah memasuki lokasi acara. Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan pertunjukan seni dari santri serta pertunjukan karnaval batik.