Rabu 17 Oct 2018 06:00 WIB

Dzatur Riqa Ujian Kesabaran Kaum Muslimin

Rasulullah saw dan pasukannya memerangi bani maharib dan Bani Tsalabah dari Ghatafha

Khaibar
Foto:

Tentara Muslim pun merasakan betapa mencekamnya situasi saat itu. Rasulullah lalu melaksanakan shalat khauf bersama para sahabat. Pengepungan yang dilakukan pasukan tentara Islam benarbenar membuat semangat perlawanan pasukan musuh goyah.

Keberanian dan tekad membaja untuk membela agama Allah yang ada dalam setiap tentara Islam membuat pasukan musuh mundur. Mereka meninggalkan Ghatafhan. Kaum Muslimin telah memenangi perang urat syaraf. Dengan demikian, sebelum terjadinya bentrokan, tentara kafir telah tunggang langgang dari medan perang.

Melihat pasukan musuh ketakutan, Rasulullah SAW tak memerintahkan pasukannya untuk melakukan pengejaran. Nabi SAW berharap dan berdoa agar mereka mau memeluk Islam. Tentara Islam kembali ke Madinah dengan membawa berita kemenangan.

Keberhasilan tentara Islam dalam perang urat syaraf melawan Bani Maharib dan Bani Tsalabah dari Ghatafhan pun tersiar. Kelompok-kelompok yang memusuhi umat Islam mulai berpikir ulang untuk mengganggu kaum Muslimin yang berpusat di Madinah.

Atas izin Allah SWT, satu per satu dari kabilah yang dulunya memusuhi Islam mulai memeluk agama Allah. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menjadi pahlawan dalam membela Islam. Mereka menjadi bagian umat Islam dalam peristiwa Fathu Makkah dan Perang Hunain.

Dalam perang Dzatur Riqa itu disebutkan, Malaikat Jibril mengajarkan shalat khauf kepada Muhammad dan umat Islam memperoleh kelonggaran untuk bertayamum. Shalat khauf adalah shalat yang dikerjakan dalam keadaan takut kepada musuh di dalam perang.

Ada beberapa cara mengerjakan shalat khauf. Rasulullah SAW mengajarkan tiga cara shalat khauf. Pertama, apabila keadaan musuh bukan di arah kiblat juga keberadaannya lebih sedikit dibandingkan dengan kaum Muslimin, cara mengerjakan shalatnya imam membagi menjadi dua kelompok: satu kelompok berdiri menghadap musuh dan kelompok satu lagi berdiri di belakang imam. Kemudian, imam mengerjakan shalat satu rakaat dengan kelompok yang pertama dan ketika imam berdiri untuk rakaat yang kedua, kelompok yang pertama menyempurnakan shalat sisanya dengan niat mufaraqah (berpisah) dengan imam.

Setelah selesai shalat, kelompok yang pertama berdiri menghadap musuh untuk menjaganya. Lalu, kelompok yang kedua memulai shalat, dan disunahkan untuk imam memperpanjang bacaan agar kelompok yang kedua bisa menyusul shalat imam.

Ketika imam duduk untuk bertasyahud akhir, disunahkan kelompok yang kedua niat mufaraqahdengan imam dan menyempurnakan shalat sisanya. Disunahkan juga bagi imam untuk menunggu kelompok yang kedua kemudian salam bersama-sama.

Kedua, apabila keadaan musuh di arah kiblat, cara shalatnya adalah imam membuat dua shaf (barisan), kemudian bertakbiratulih ram dengan kedua shaf tersebut dan jika imam sujud pada rakaat yang pertama, sujudlah shaf yang pertama dari kedua shaf tersebut dan shaf yang terakhir berdiri menjaga shaf yang pertama. Dan jika imam mengangkat kepalanya, bersujudlah shaf yang kedua dan mengikutinya, kemudian imam duduk untuk tasyahud dan salam dengan kedua shaf tersebut.

Ketiga, apabila dalam keadaan yang sangat kritis dan perang sedang berkecamuk, cara mengerjakannya: masingmasing kaum melaksanakan shalat dengan keadaannya, baik sambil berjalan, mengendarai, menghadap kiblat, atau tidak menghadap kiblat. Dan, diperbolehkan dalam keadaan tersebut melakukan pekerjaan yang banyak seperti melakukan beberapa pukulan terhadap musuh. berbagai sumber

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement