Selasa 09 Oct 2018 22:00 WIB

Muktamar Pemikiran Santri Ajang Peningkatan Kualitas

Muktamar ini santri bisa menunjukkan identitasnya sebagai kader perjuangan ulama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Santri
Foto: Republika/Yasin Habibi
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pesantren Indonesia (DPP IPI), KH Zaini Ahmad menyambut baik kegiatan Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Menurut dia, selama untuk meningkatkan kualitas santri, muktamar tersebut sangat positif bagi perkembangan pemikiran kaum bersarung.

"Pemikiran santri itu sangat bagus apabila muktamar itu dijadikan sebagai momentum ajang untuk peningkatan kualitas, yaitu bagaimana santri itu mandiri, independen berkualitas," ucap KH Zaini.

Dia berharap, dengan adanya Muktamar ini santri bisa menunjukkan identitasnya sebagai kader yang akan melanjutkan perjuangan ulama. Namun, dia juga berharap agar santri tidak hanya menjadi ulama saja, tapi kedepannya juga ada yang menjadi pengusaha, pemimpin, dan birokrat.

"Semua sektor itu santri itu punya potensi. Jadi santri itu tidak harus menjadi kiai, tapi santri juga bisa jadi pengusaha, ulama, pemimpin, itu yang perlu ditingkatkan. Jadi harus ada inovasi pemikiran," kata Pengasuh Pesantren Al Ikhlas Pasuruan, Jawa Timur ini.

Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Persatuan Islam Indonesia (Persis), KH Maman Abdurrahman mengingatkan agar muktamar pemikiran santri itu tidak melahirkan pemikiran-pemikiran  yang radikal. Karena, menurut dia, sejatinya Islam adalah agama rahmatal lil alamin.

"Boleh-boleh saja itu, tapi jangan sampai diarahkan nanti apa yang disebut radikal, ekstremis. Tapi dalam rangka bagaimana mengembalikan Islam sebagai rahmatal lil alamin. Karena tidak ada radikal dalam Islam itu sebenarnya," jelasnya.

KH Maman berharap muktamar tersebut bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan apa yang difirmankan dalam Alquran. "Saya berharap muktamar itu bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan Alquran, yang membangun kedamaian. Tidak ada yang radikal-radikal itu," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement