Selasa 09 Oct 2018 21:24 WIB

Muktamar Pemikiran Santri Jadi Ruang Akademik

Perjumpaan intelektual dan spiritual ini menjadi momentum penting.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta pada 10 - 12 Oktober 2018. Muktamar ini akan menjadi ajang dealektika pemikiran bagi kaum santri dalam rangka memperingati Hari Santri pada 22 Oktober 2018.

Rencanyanya, muktamar ini akan dihadiri kurang lebih 3.500 partisipan santri dari berbagai kalangan. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan, muktamar ini penting diselenggarakan karena akan menjadi ruang akademik tahunan bagi santri untuk mendiskusikan hasil-hasil kajian.

"Muktamar pemikiran santri nusantara adalah ruang akademik tahunan bagi santri nusantara untuk mengekspos dan mendiskusikan temuan-temuan, hasil kajian terkait kiprah santri dan pesantren dalam membangun peradaban umat manusia sepanjang sejarah," ujar Zayadi kepada Republika.co.id, Selasa (4/9).

Pada acara pembukaan muktamar di Pesantren Al Munawir Krapyak, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan menjadi pembicara kunci dengan membahas tentang tema "Islam, Kearifan Lokal dan Tantangan Kontemporer". Kemudian, pada malam harinya akan dilanjutjan dengan kegiatan Malam Kebudayaan Pesantren yang akan diisi dengan berbagai macam acara, seperti pembacaan puisi dan shalawat.

"Perjumpaan intelektual dan spiritual ini menjadi momentum penting sebagai bacaan akademik atas perkembangan santri dan pesantren dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan berbangsa," ucapnya.

Pada hari kedua, akan dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, cendikiawan, pejabat dan kiai pesantren. Di antaranya, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Prof Phil Kamaruddin Amin, Duta Besar Inggris Muazzam Malik, Directur Official Leiden University Marrio Ballen, ulama dari Universitas Al Azhar Syekh Bilal Mahmud Ghanim, dan ulama Ma'had Ali Ibrahimy, KH Afifuddin Muhadjir.

Zayadi mengatakan, isu yang akan dieksplorasi dalam muktamar ini diantaranya tentang pesantren dan moderasi beragama, pesantren dan perempuan, pesantren dan kebudayaan, revitalisasi keilmuan pesantren, serta tentang bahtsul masa’il pesantren dan inovasi pemikiran.

Hari terakhir, muktamar ini akan ditutup di Burza Hotel Yogyakarta dengan melakukan evaluasi dan perumusan rekomendasi terkait pembahasan selama muktamar. "Saya berharap muktamar ini akan menemukan relevansi dan keunikannya tersendiri yang langsung bersentuhan dengan komunitas pesantren," kata Zayadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement