REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) memperkuat ketahanan pangan nasional. Program bersama PBNU dan Bulog disebut Rumah Pangan Santri.
Kerja sama PBNU dan Bulog disepakati dan dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dengan Direktur Utama Bulog Komisaris Jenderal (purnawirawan) Budi Waseso di Jakarta pada Rabu (3/10).
KH Said mengatakan, Rumah Pangan Santri dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam menjamin ketersedian pangan dan harga pangan. Juga untuk mengembangkan perekonomian pesantren secara mandiri.
"Secara umum Rumah Pangan Santri ialah satu gagasan yang berupaya mewujudkan dua tujuan, yaitu menjaga ketahanan pangan nasional dan memberdayakan ekonomi umat," kata KH Said melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (3/10).
Ia menjelaskan, pesantren ditetapkan sebagai episentrum ekonomi rakyat di daerah. Dia menambahkan, Rumah Pangan Santri sesungguhnya merupakan gagasan KH Ma’ruf Amin sewaktu menjabat sebagai Rais Aam PBNU. Program tersebut tidak hanya menyediakan kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso memberikan sambutan saat peluncuran Rumah Pangan Santri di Kantor PBNU Pusat, Jakarta, Rabu (3/10).
Tetapi juga akses permodalan dan pembiayaan usaha melalui perbankan nasional. Oleh karena itu program Rumah Pangan Santri melibatkan tiga lembaga perbankan di antaranya Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah dan Bank BNI Syariah.
"Akses permodalan yang mudah dan cepat bertujuan mendorong pesantren mitra untuk mengembangkan skala usahanya dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi umat di wilayahnya masing-masing," ujarnya.
Direktur Utama Bulog menyambut baik kerja sama PBNU dengan Bulog. Budi mengapresiasi inisiasi PBNU dalam menjawab tantangan zaman melalaui program Rumah Pangan Santri. Dia menyampaikan, Perum Bulog siap bersinergi secara profesional dan mendukung program Rumah Pangan Santri. Terutama dalam penyediaan komoditi pangan dan pengembangan jaringan secara offline maupun online.
Sebelumnya, Mustasyar PBNU KH Ma’ruf juga menyambut baik program Rumah Pangan Santri. PBNU bersama Bulog memulai langkah penting yang akan menjadi model ekonomi keumatan yang mengedepankan kemitraan serta keadilan ekonomi untuk semua kalangan. "Satu langkah maju dalam mewujudkan Arus Baru Ekonomi Indonesia," kata KH Ma’ruf Amin yang kini menjabat sebagai Mustasyar PBNU.
Program Rumah Pangan Santri sudah diujicobakan di beberapa pesantren. Di antaranya di Pesantren Al Fathaniyah Serang. Menurut KH Ma'ruf, program tersebut dirasakan banyak membantu pengurus pesantren dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj memberikan sambutan saat peluncuran Rumah Pangan Santri di Kantor PBNU Pusat, Jakarta, Rabu (3/10).
Ia menyampaikan, melalui Rumah Pangan Santri, kini warung-warung makan di lingkungan pesantren menyediakan komoditas pangan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Kehidupan di pesantren pun lebih produktif.
Program Rumah Pangan Santri menjadi fungsi perwujudan ketahanan pangan. Juga menjadi fungsi pengembangan ekonomi pesantren dan lingkungannya dengan menyediakan akses permodalan melalui pembiayaan usaha mikro lewat berbagai bank nasional dan lembaga keuangan lainnya.
PBNU berharap masyarakat tidak hanya mendapatkan pangan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Tetapi juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi ekonominya.
Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama PBNU dengan Bulog disaksikan langsung sejumlah pejabat mitra. Di antaranya Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Anwar Bashori dan Director of Risk Management BRI, Mohammad Irfan. Hadir juga Direktur Teknologi Informasi dan Operasi, Dadang Setiabudi dan Direktur Pengadaan Bulog, Mayor Jenderal Bachtiar.