REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Arifin Ilham
Tidak ada satu pun masalah yang terjadi kecuali atas izin Allah SWT. Semuanya ada dalam genggaman-Nya. Jika demikian, alangkah mudahnya bagi Allah untuk membuka jalan keluar bagi siapa pun yang sedang dirundung masalah.
Saat ini ada banyak persoalan yang mendera kita. Entah itu masalah pribadi, keluarga, pekerjaan, ataupun yang lebih luas dari itu. Dan, masalah terbesar adalah saat kita tidak mendapatkan pertolongan Allah. Seberat apa pun persoalannya akan menjadi ringan bila ditolong Allah. Meskipun persoalannya kecil, jika tidak mendapat pertolongan Allah maka akan terasa berat.
Lalu, kapan Allah menolong kita? Subhanallah, ternyata kuncinya adalah kapan saja kita menolong saudara kita. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.'' (HR Muslim).
Sebesar perhatian kita kepada yang papa, yatim piatu, fakir miskin, mereka yang tertindas, dan sebagainya maka sebesar itu perhatian Allah kepada kita. Kurangnya perhatian kita kepada mereka maka Allah juga akan kurang perhatian kepada kita.
Al-Iman al-ihtimam, iman itu adalah perhatian. Iman itu adalah kepedulian. Tidak perhatian dan tidak punya kepedulian maka akan kurang bahkan tidak sempurna iman kita. Nabi SAW bersabda, ''Barang siapa tidak ikut peduli dan tidak perhatian terhadap urusan orang Islam maka bukan termasuk golonganku.'' (HR Bukhari Muslim).
Dalam sabda lainnya dikatakan, ''Kasihi dan sayangi mereka yang ada di bumi, niscaya para penghuni langit akan turut mengasihi dan menyayangi kalian.'' (HR Bukhari).
Di samping menumbuhkan semangat tolong-menolong kepada sesama, kita juga harus dapat mempraktikkan tuntunan Allah yang termaktub dalam surat Ath-Thalaaq [65]: 2-3, ''Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah yang menyampaikan urusan (yang dikehendaki)-Nya...''
Ayat tersebut mengajarkan bahwa semakin kita bertakwa, semakin terbuka lebar pintu-pintu pertolongan Allah. Sebaliknya, semakin kita ingkar, semakin tertutup rapat pintu-pintu pertolongan-Nya. Ibnu Atha'ilah as-Sakandary menegaskan, "Jangan menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau panjatkan kepada-Nya. Namun, hendaknya engkau koreksi dirimu, tuntut dirimu agar tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap Tuhanmu."