Senin 01 Oct 2018 16:41 WIB

Hikmah Bencana Alam

Memaknai musibah berupa bencana alam dilihat dari berbagai sudut pandang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Anggota Basarnas dan Polri mengevakuasi jenazah korban gempa di Petabo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto:

Ulah manusia secara fisik, dijelaskan dia, contohnya menebang pohon berlebihan dan buang sampah sembarangan. Ulah manusia secara non fisik contohnya melakukan perbuatan maksiat, musyrik dan tidak mensyukuri nikmat Allah.

"Jadi gempa, tsunami dan gunung meletus kita lihat dengan multi aspek," ujarnya.

Prof Yunahar menjelaskan, jika orang yang menjadi korban bencana adalah mereka yang sedang berbuat maksiat, maka bencana tersebut bisa dipandang sebagai azab untuk mereka. Jika orang yang tertimpa bencana adalah orang baik tapi mereka membiarkan terjadinya kemaksiatan, bisa juga mereka terkena azab.

Sebab Allah menyatakan, manusia harus takut dengan azab Allah yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim, tetapi juga menimpa orang baik-baik yang membiarkan kezaliman terjadi. Jika orang yang tertimpa bencana sampai mengalami luka-luka dan harta bendanya hilang, bencana tersebut bisa dimaknai sebagai peringatan untuk mereka.

"Itu peringatan dari Allah SWT supaya kedepan kita lebih dekat lagi dengan Allah, supaya lebih dilindungi oleh Allah," ujarnya.

Bagi masyarakat yang menyaksikan bencana dan tidak terdampak oleh bencana tersebut, menurutnya, mereka tengah diberi pelajaran oleh Allah. Maka orang-orang yang diberi pelajaran harus bisa lebih menjaga lingkungan, melestarikan alam dan menjaga perilaku dari perbuatan buruk serta tidak berbuat maksiat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement