REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Sedekah Air, Mohamad Sowwam, mengatakan, pihaknya mempunyai beberapa program untuk mengatasi persoalan kekurangan air. Di antaranya dropping air dan pengeboran sumur.
Secara umum, kata Sowwam, Sedekah Air juga fokus kepada pembangunan infrastruktur. Pengeboran ini bertujuan program jangka panjang, berbeda dengan droppingair yang sifatnya hanya jangka pendek.
Program-program tersebut kini telah menjangkau kurang lebih 80 titik. Sowwam mengungkapkan, tidak semua daerah terjangkau program dari Sedekah Air ini. Terdapat kriteria sebagai pedoman, antara lain, warga di daerah setempat minimal 50 kepala keluarga. Kemudian ketersediaan air di daerah tersebut terbatas.
"Kalaupun ada jauh, debitnya kurang. Jauh 500 meter sampai 1 kilometer, itu masuk," ujar Sowwam kepada republika.co.id, belum lama ini.
Sowwam menilai, selain infrastruktur, edukasi kepada masyarakat juga penting agar bisa bertahan di tengah keterbatasan air akibat kekeringan. Oleh karena itu, Sedekah Air juga pun memberikan edukasi pentingnya menghemat air.
Saat ini, lanjut Sowwam, Sedekah Air sedang mencoba membuat alat penghemat air. Namun, karena pembiayaan yang mahal, alat ini belum bisa diproduksi secara massal. Sowwam menilai, filantropi harus lebih giat lagi dalam ikut menanggulangi persoalan kekeringan.
Menurut Sowwam, program yang dilakukan filantropi hanya bagian kecil guna membantu pemerintah. Sedangkan, tugas utama mengatasi persoalan tersebut tetap berada di tangan pemerintah.