Senin 17 Sep 2018 14:20 WIB

Momentum Syiar Islam di Jepang

Masyarakat Jepang sangat toleran soal agama.

Muslim Jepang
Foto: Onislam
Muslim Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan menggenjot aspek wisata syariah membuka celah penyebaran Islam di Jepang. Celah ini merupakan arus baru yang mengakrabkan Islam kepada rakyat Negeri Sakura.

Mengandalkan zona ramah untuk Muslim (Muslim friendly zone), berbagai fasilitas dibangun bagi para wisatawan Muslim. "Masyarakat Jepang sangat toleran soal agama. Kadang, mereka bertanya-tanya tentang Islam. Saya pun kalau minta izin kerja yang berkaitan dengan ibadah, misal Idul Fitri atau shalat Jumat, mereka tidak banyak komentar," ujar warga negara Indonesia (WNI), Arif Ahmad, yang tinggal di Tokyo kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Setelah setahun tinggal di Jepang, alumnus FIB UGM ini mulai banyak terlibat dalam agenda komunitas Muslim. Termasuk, aktif membantu pelaksanaan agenda-agenda komunitas Muslim selama Ramadhan kemarin.

Japan Travel Guide for Muslim Visitor yang disusun Japan Tourism Agency dan Japan National Tourism Organization menyebutkan, tak kurang dari 60 masjid dan tempat ibadah sudah berdiri di seluruh Jepang.

Yang paling terkenal Masjid Jamii Tokyo dan Masjid Kobe. Kemudian, ada pula Masjid Sapporo di Hokkaido, Masjid Sendai di Miyagi, Masjid Nagoya di Aichi, Osaka Ibaraki Mosque di Osaka, dan Masjid Fukuoka di Fukuoka.

Pemerintah juga mulai menyediakan tempat ibadah untuk Muslim di stasiun, bandara, dan ruang-ruang publik. Aspek kenyamanan para wisatawan Muslim menjadi prioritas utama pemerintah.

Kendati, di Jepang tidak ada azan yang saling bersahutan layaknya negara-negara Muslim. Azan tidak boleh diperdengarkan keluar lewat speaker, tapi hanya terdengar di area masjid.

Seiring pemenuhan tempat ibadah, kuliner yang menjadi kebutuhan utama wisatawan mendapat perhatian khusus. Seorang Muslim tidak bisa sembarangan soal makanan. Setiap orang Jepang bisa makan makanan Muslim, tapi tidak setiap Muslim bisa makan makanan orang Jepang.

Karena itu, sekarang mulai banyak produk bahan pangan yang berlogo halal. Restoran halal di Jepang meningkat dari waktu ke waktu. Ada restoran yang menyajikan kuliner halal bercita rasa Malaysia, India, Pakistan, Turki, Mesir, Cina, dan Maroko. Mereka tersebar di kota-kota besar, seperti Tokyo, Kobe, Osaka, Nagoya, dan Kyoto.

Muslim Indonesia banyak berperan mendukung aspek wisata halal di Jepang. Dari segi jumlah wisatawan saja, pada 2014 lalu Indonesia menyumbang sebanyak 150 ribu wisatawan ke Jepang. Sebagian besar wisatawan Muslim.

Sementara, Nippon Asia Halal Association (NAHA) yang berwenang mengeluarkan sertifikasi halal beberapa kali bertandang ke MUI untuk mempelajari seluk-beluk sertifikasi.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement