Kamis 13 Sep 2018 19:19 WIB

Ekspedisi Zakat Ketiga Lazismu Berakhir di Pulau Saparua

warga Kulur selama ini sulut mendapatkan akaes layanan kesehatan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Ekspedisi Zakat
Foto: Republika/Amri Amrullah
Ekspedisi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, KULUR -- Kedatangan tim medis dan pengurus Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) ke Desa Kulur, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah pada Kamis (13/9) disambut gembira masyarakat Kulur. Kedatangan tim medis dan pengurus Lazismu dengan kapal Klinik Apung Said Tuhuleley dalam rangka mengakhiri Ekspedisi Zakat Lazismu ke tiga di pulau-pulau terpencil di Provinsi Maluku, yang telah berjalan sejak April 2018.

Program Ekspedisi Zakat ke tiga ini, terselenggara atas kerjasama Lazismu dengan Badan Zakat Nasional (Baznas). Program ini memberikan layanan pengobatan gratis, pembagian sembako hingga sunatan massal. Untuk Ekspedisi periode ketiga ini pulau yang dikunjungi sejak April 2018 adalah Pulau Seram, Pulau Haruku dan Pulau Saparua.

Sekretaris Lazismu Pusat, Mahli Zainuddin mengungkapkan Ekspedisi Zakat ketiga ini dimulai sejak April 2018 dengan mengunjungi pulau Seram dan Haruku pada Juli 2018 lalu, dan ditutup bertepatan dengan momentum tahun baru Hijriah, mengunjungi Pulau Saparua pada Kamis-Jumat 13-14 September 2018.

photo
Ekspedisi Zakat ke tiga ini dimulai sejak April 2018 dengan mengunjungi pulau Seram dan Haruku pada Juli 2018 lalu, dan ditutup di pulau Saparua pada 14 September 2018.

"Kegiatan yang diselenggarakan meliputi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan gratis, sunat massal, dan juga penyerahan sembako paket merdeka. Selain itu, juga telah dilakukan pemberdayaan nelayan, dan penyerahan solar cell untuk rumah ibadah di Desa Kulur," ungkap Mahli Zainuddin.

Mahli mengatakan Lazismu telah komitmen menjalan program Ekspedisi Zakat di Maluku menggunakan Klinik Apung Muhammadiyah Said Tuhuleley, mengunjungi pulau terpencil di Maluku. Kini program Ekspedisi Zakat memasuki periode ketiga dan akan berakhir. Program ini, kata dia, akan diupayakan untuk terus berlanjut, dan bahkan memperluas cangkupan daerah yang disasar.

"InsyaAllah komitmen Lazismu untuk memberdayakan dan membantu ummat tidak akan pernah putus, dan akan berlanjut dengan program-program lainnya, kami telah menemukan pola yang efektif untuk menyasar bantuan ke daerah 3T," tutur Mahli.

Respon positif terkait program tersebut turut disampaikan Mansur Natilole, Pejabat Kepala Pemerintah Desa Kulur. Mansur mengatakan kegiatan seperti ini membawa dampak positif bagi masyarakat. Ini terlihat dengan sangat antusiasnya masyarakat yang mengikuti pengobatan gratis.

photo
Ekspedisi Zakat ditutup di pulau Saparua pada 14 September 2018.

Setidaknya 167 warga Kulur mengikuti pengobatan gratis, 100 warga tidak mampu mendapatkan sembako, dan enam orang anak yang mengikuti sunatan massal. "Alhamdulillah masyarakat merasa senang dan haru telah diberi bantuan, karena masih banyak warga di Desa ini yang memiliki taraf hidup dibawah rata-rata," ujar Mansur.

Diakui Mansur, warga Kulur selama ini sulut mendapatkan akaes layanan kesehatan. Selain minimnya transportasi, untuk akses kesehatan terdekat di pusat kota Saparua warga harus menempuh 18 kilometer sampai ke Pos Kesehatan terdekat. Sedangkan fasilitas kesehatan di Desa Kulur, hingga kini masih belum tersedia. Hanya ada kunjungan tim kesehatan dari Kabupaten yang datang satu bulan sekali.

Tim medis dari Klinik Apung yang dibawa oleh Lazismu terdiri dari dua orang dokter dari RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan empat orang perawat serta satu apoteker dari tim medis Muhammadiyah Ambon.

Seorang dokter yang ikut dalam Ekspedisi Zakat ketiga ini dr. M. Sandi Setiawan, dari RSIJ Cempaka Putih mengungkapkan sebagian besar mereka yang mengikuti pengobatan gratis adalah warga berusia senja. Sebagian besar mereka menderita radang sendi, asam urat, hipertensi hingga masalah penglihatan dan pendengaran.

photo
Ekspedisi Zakat di Saparua, Maluku

Diakui dia, sulitnya akses kesehatan dan minimnya obat obatan membuat mereka tidak tersentuh layanan kesehatan. Menjawab persoalan minimnya akses kesehatan dan obat-obatan ini, Lazismu mengutarakan akan berupaya untuk mendirikan Klinik Kesehatan Muhammadiyah di Desa Kulur.

"Kami akan coba koordinasikan dengan MPKU PP Muhammadiyah yang memang memiliki program pendirian 1000 klinik, dan nantinya akan kami ajukan untuk pembangunan di Desa Kulur ini," ujar Mahli.
 
Direktur Utama BAZNAS, M. Arifin Purwakananta mengapresiasi langkah Lazismu yang telah secara rutin menjalankan Ekspedisi Zakat di kepualuan di Maluku. Baznas pun diakui dia akan sangat mendukung program ini sebagai bentuk sinergisitas kegiatan pengelolaan zakat.
 
"Baznas dalam konteks ekspedisi zakat, mendukung dan mensupport gerakan zakat agar dirasakan diseluruh komponen masyarakat di berbagai wilayah. Termasuk di daerah terpencil dan kepulauan di Maluku," ujar Arifin.
photo
Ekspedisi Baznas
Pada program Ekspedisi Zakat ketiga Lazismu ini, Baznas ikut menyalurkan bantuan zakat sebesar Rp 1 miliar untuk diserahkan ke masyarakat yang membutuhkan di wilayah Seram, Haruku dan Saparua. Sebab selama ini, kata dia, lembaga amil zakat telah membantu Baznas menyalurkan dana yang terkumpul melalui kerjasama program antar lembaga zakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement