REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) bekerja sama dengan Badan Zakat Nasional (Baznas) menggelar program Ekspedisi Zakat ke Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (13/9). Digelar di Desa Kulur, Kecamatan Saparua, Ekspedisi Zakat berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis, sunatan massal dan penyerahan sembako paket merdeka, dilaksanakan pada 13-14 September 2018.
Tidak hanya dengan Baznas, dalam pelaksanaannya Lazismu juga menggandeng dua organisasi Muhammadiyah yang lainnya. Organisasi yang digandeng yakni Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom).
Meski hanya berlangsung selama dua hari, program Ekspedisi Zakat yang digelar oleh Lazismu mendapat respon baik dari masyarakat desa Kulur. Plt. Kepala Pemerintahan Desa Kulur, Mansur Litiloly mengatakan kegiatan tersebut berdampak positif bagi warganya.
Untuk mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan, warga Kulur harus menempuh jarak sejauh 18 kilometer ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saparua yang berada di ibu kota kecamatan. Sedangkan, kunjungan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah hanya berlangsung sebulan sekali.
"Masyarakat merasa senang dan haru telah diberi bantuan karena masih banyak warga di sini yang memiliki taraf hidup dibawah rata-rata. Untuk fasilitas kesehatan masih belum ada, hanya ada kunjungan kesehatan dari Kabupaten yang datang satu bulan satu kali," kata Mansur.
Menjawab keluhan Mansur, Sekretaris Lazismu Pusat, Mahli Zainuddin menyatakan akan berkoordinasi dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mendirikan satu klinik di Desa Kulur.
"Kami akan mengkoordinasikan dengan MPKU PP Muhammadiyah yang memang memiliki program pendirian 1.000 klinik, dan nantinya akan kami ajukan untuk pembangunan di Desa Kulur ini," ujar Mahli.
Dia mengatakan, Ekspedisi Zakat ke Pulau Saparua merupakan periode ketiga pelaksanaan program Ekspedisi Zakat di Maluku pada 2018. Sebelumnya kegiatan yang sama juga telah diselenggarakan di dua kawasan lainnya di Kabupaten Maluku Tengah, yakni Pulau Haruku pada April dan Pulau Seram pada Juli 2018.
Kegiatannya pun variatif, di antaranya adalah promosi dan pemeriksaan kesehatan, pengobatan gratis, dan pencanangan program Save Our School (SOS) dengan memberikan bantuan bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan, serta pemberdayaan petani dan nelayan. Selain itu, kegiatan terkait keagamaan, seperti pemberian bantuan solar cell untuk masjid dan gereja, dan program Mubaligh Hijrah yang digelar selama bulan Ramadhan.
"Pemberdayaan nelayan dan penyerahan solar cell untuk rumah ibadah di Kulur sudah dilaksanakan sebelumnya. Kegiatan di Saparua menjadi penutup program Ekspedisi Zakat 2018, tetapi akan diupayakan untuk terus berlanjut dan akan memperluas cakupan daerah yang disasar," ujarnya.
Selama periode pelaksanaan program Ekspedisi Zakat, kata Mahli, Klinik Apung Said Tuhuleley yang bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan di kawasan tertinggal, terdepan dan terluar(3T) di Maluku juga turut memberikan kontribusi.
Klinik yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo saat pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Ambon pada Februari 2017 itu, difungsikan untuk mengangkut tim medis dan barang bantuan ke setiap tempat yang dikunjungi dalam Ekspedisi Zakat di Maluku.
"Insyaallah komitmen Lazismu untuk memberdayakan dan membantu umat tidak akan pernah putus dan akan berlanjut dengan program-program lainnya. Kami telah menemukan pola yang efektif untuk menyasar bantuan ke daerah 3T," kata Mahli.