Sabtu 08 Sep 2018 18:28 WIB

LAZ Al Azhar Lakukan Pipanisasi Air Bersih di Lombok

Pipanisasi itu untuk membantu korban gempa Lombok mendapatkan air bersih.

Warga  korban gempa Lombok bergotong royong bersama LAZ Al Azhar membangun pipanisasi.
Foto: Dok BMH
Warga korban gempa Lombok bergotong royong bersama LAZ Al Azhar membangun pipanisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi berskala 7 SR yang mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) 5 Agustus 2018 lalu tak hanya meratakan bangunan. Saluran pipa air bersih yang mengaliri sembilan  dusun juga turut hancur.

Kesembilan dusun itu adalah  Dusun Murjumeneng, Tanah Sanggar, Kencong, Orong Naga Sari, Murnangga, Pengembuk, Bengkoang, Betumping, dan Tuti yang ada di Desa Sokong. Seluruhnya berada di  Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.

Akibatnya,  300 kepala keluarga (KK)  dari empat  dusun (Murjumeneng, Tanah Sanggar, Kencong dan Orong Naga Sari) mengalami kesulitan air bersih. Selama ini  mereka mengandalkan aliran yang disalurkan dari sumber mata air Erat Belonjong.

 

Kepala Dusun Betumping Zakirudin mengatakan,  selama sebulan terakhir warga harus mengambil air dari sungai yang lokasinya cukup jauh dan curam. Itupun hanya  bisa ditempuh dengan berjalan kaki. “Untuk keperluan mandi, wudhu dan mencuci warga cukup kesulitan, dan harus mengirit-irit air yang ada,”  ujarnya dalam rilis LAZ Al Azhar yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/9).

photo
Tim Formula LAZ Al Azhar bersama dengan Forum Indonesia Gemilang mengajak warga dan tim relawan lokal Sahabat Peduli Lombok (SPL)membangun pipanisasi di wilayah korban gempa Lombok.
 

Pada akhir Agustus lalu, Tim Formula LAZ Al Azhar ersama Forum Indonesia Gemilang mengajak warga dan tim relawan lokal Sahabat Peduli Lombok (SPL) untuk melakukan pipanisasi. Pipa-pipa sepanjang 2,3 km ini kembali mengaliri rumah-rumah warga yang selama ini kesulitan air bersih. Warga pun menyambut baik kegiatan ini dan mengikutinya dengan penuh semangat.

Manajer Formula  LAZ Al Azhar Suryamin mengatakan, kegiatan pipanisasi ini merupakan salah satu rangkaian aksi paska bencana untuk memulihkan kondisi masyarakat setelah melewati masa tanggap darurat. “Program recovery fisik ini bertujuan agar para korban bencana dapat kembali menjalani kehidupannya secara normal dan mandiri dengan melibatkan kerelawanan dan partisipasi masyarakat”, jelas Suryamin.

“Alhamdulillah akhirnya rencana ini bisa terealisasikan. Dan kami sangat terbantu. Mudah-mudahan kebutuhan air warga untuk mandi, mencucu, wudhu dan lainnya bisa kembali terpenuhi dengan baik,” tutur  Zakirudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement