REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut menjelaskan terkait pengajian Ustadz Abdul Somad (UAS) yang menjadi kontroversial di Jepara beberapa waktu lalu. Menurut dia, pihaknya tidak pernah membubarkan pengajian UAS.
"Kasus yang terakhir ini, yang di Jepara yang paling akhir itu kami tidak membubarkan. Tidak pernah sekali membubarkan pengajian UAS," ujar Gus Yaqut saat berbincang dengan Republika.co.id, Jumat (7/9).
Dia mengatakan, saat pengajian itu kebetulan timnya UAS datang lebih dulu ke lokasi dengan menggunakan topi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), sehingga pihaknya melaporkan kepada pihak kepolisian. Karena, HTI sudah resmi dibubarkan pemerintah karena dianggap akan mengusung khilafah.
"Kebetulan waktu timnya UAS datang duluan, dia menggunakan topi dengan simbol-simbol yang kita kenali sebagai simbol HTI yang dulu sudah dibubarkan pemerintah, maka kita sampaikan kepada kepolisian agar kepolisian meneliti kembali tentang ijin ceramahnya," ucap Gus Yaqut.
Menurut Gus Yaqut, jika pengajian tersebut tidak menggunakan simbol HTI maka sudah seharusnya diijinkan. Tapi, jika ditemukan menggunakan simbol HTI maka pengajian tersebut seharusnya tidak ijinkan oleh pihak kepolisian.
"Kira-kira begitu itu masih HTI nggak? Kalau nggak ya silakan jalan. Kalau masih HTI, tolonglah jangan HTI. Begitulah kira-kira dan tidak menghambat. Semua bola saya kira ada di tangan polisi untuk kasus Jepara," kata Gus Yaqut.
"Jadi kalau polisi memang mau jalankan terus silahkan jalankan. Mau dihentikan ya itu kewenangan polisi. Jadi kita sama sekali tidak bermaksud apalagi melakukan pembubaran pengajian," jelasnya.
Sebelumnya, diketahui UAS sempat akan mengisi pengajian di Pondok Pesantren Alhusna Mayong Jepara, Jawa Tengah pada 1 September 2018. Tetapi, GP Ansor menilai bahwa UAS hanya dijadikan domplengan belaka oleh ormas yang telah dibubarkan pemerintah.
Soal tuduhan dirinya menjadi corong HTI, Ustaz Somad telah berulang kali membantahnya. Kepada Republika, pada akhir Juli lalu, Somad menyatakan, tuduhan itu tidak valid tetapi terus dialamatkan kepadanya.
“Tuduhan radikal, (corong) HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), dan lain-lain itu sudah lama diklarifikasi,” kata Ustaz Abdul Somad melalui pesan singkat.
Dai lulusan Universitas al-Azhar (Mesir) itu menjelaskan, ceramah-ceramahnya tidak pernah bertentangan dengan prinsip-prinsip persatuan dan kebangsaan. Bila tudingan anti-NKRI benar adanya, mustahil unsur-unsur pemerintah, kepolisian, atau TNI belum lama ini memintanya hadir mengisi sejumlah kajian.
Rentetan Penolakan Ceramah Ustaz Somad