Selasa 04 Sep 2018 13:40 WIB

Wasekjen MUI: Politik Harus Saling Hargai dan Menghormati

Tidak perlu ada kegaduhan dan kehebohan dalam menyambut pesta demokrasi ini.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Amirsyah Tambunan menyebut dalam politik harus saling menghargai dan menghormati. Bagi tiap-tiap kubu yang mendukung salah satu pasangan calon presiden, hal ini merupakan hak pribadi dan hendaknya tidak dijadikan sebuah masalah.

"Komentar Ketua PP Muhammadiyah itu bagus ya. Politik ini harus menghargai dan menghormati," ujar Amirsyah ditemui di Kantor Pusat MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (4/9).

Amirsyah menilai Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Bahkan Indonesia negara terbesar ketiga yang mempraktikkan demokrasi ini.

Ia pun mengimbau agar tidak perlu ada kegaduhan dan kehebohan dalam menyambut pesta demokrasi ini. Semua punya pilihan masing-masing yang harus dihormati dan dihargai.

 

"Tidak usah gaduh, tidak usah bantah-bantahan, tidak usah merusak ukhuwah. Pilihan beda tapi ukhuwah satu. Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan Ukhuwah Insaniyah," lanjutnya.

Kepada para anggota MUI, ia pun menyebut pilihan politik terserah pada hati nurani masing-masing. Pilihan ini dibebaskan sebagai pilihan hak warga negara dalam konstitusi dan dijamin.

"MUI bukan lembaga politik. Kita lembaga musyawarah berbagai organisasi masyarakat Islam. Istafti qolba', tanyalah pada hatimu. Pilihan beda, ukhuwah tetap satu," ujar Amirsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement