Senin 27 Aug 2018 10:40 WIB

Berbagai Upaya Dompet Dhuafa Bantu Lombok

Dompet Dhuafa juga menginisiasi berdirinya masjid dan sekolah darurat untuk Lombok.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Tim Dompet Dhuafa bantu korban gempa di Lombok, NTB.
Foto: Dok Dompet Dhuafa
Tim Dompet Dhuafa bantu korban gempa di Lombok, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sudah hampir sebulan Dompet Dhuafa bergerak dalam merespons gempa Lombok, banyak program yang sudah dan sedang digulirkan bagi para pengungsi di posko-posko pengungsian. Adapun program dapur umum lewat mobil Dapur Keliling (Darling), Aksi Layanan Sehat (ALS), menurunkan tim Psychology First Aid (PFA) hingga dokter spesialis serta perawat.

Dompet Dhuafa juga menginisiasi keberadaan masjid darurat, sekolah sementara hingga pengadaan pipanisasi untuk 1.300 pengungsi korban gempa. Data yang dihimpun Dompet Dhuafa memperkirakan Gempa yang melanda wilayah Nusa tenggara Barat telah mengakibatkan 76.765 unit rumah rusak, serta merusakkan 671 fasilitas pendidikan.

Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa Bambang Suherman  dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (27/8), mengatakan Dompet Dhuafa merupakan sebuah gerakan kepedulian mulai dari musisi, seniman bahkan tokoh masyarakat menunjukkan kepedulian mereka atas bencana yang terjadi Lombok.

"Tidak hanya partisipasi para musisi, seniman bahkan mengajak juga masyarakat untuk peduli kepada saudara-saudara kita yang sedang terkena musibah gempa di Lombok,” ujar Bambang.

Menurutnya, tidak hanya harta benda yang rusak, namun psikologi korban juga terusik. Sebab tidak sedikit dari mereka kehilangan orang-orang yang dicintai saat musibah itu terjadi.

Hingga saat ini tercatat 517 orang meninggal dunia akibat gempa bumi, dengan sebaran Kabupaten Lombok Utara 426 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31, Lombok Tengah 2, Mataram Kota 9, Denpasar Kota 2, Sumbawa Besar 5, dan Sumbawa Barat 2. Selain itu sebanyak 1.416 orang luka-luka, Pengungsi tercatat 431.416 jiwa tersebar di ribuan titik.

Bukan hanya itu, sebagian besar jalan di Lombok Utara mengalami kerusakan akibat gempa. Masih terdapat beberapa pengungsi yang belum mendapat bantuan, khususnya di Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang yang aksesnya yang sulit dijangkau.

“Dengan adanya Sound Of Humanity (gerakan peduli musisi) diharapkan masyarakat dapat merasakan dan menunjukan kepedulian untuk mereka korban gempa Lombok yang sangat membutuhkan, waktu yang sangat panjang untuk memulihkan Lombok sediakala namun kita wajib menyemangati mereka untuk terus membangun dari kondisi terpuruk pascagempa”, tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement