Sabtu 25 Aug 2018 00:42 WIB

Ini Kurban Pertama Sejak Indonesia Merdeka

Pemotongan hewan kurban momentum indah bagi warga Desa Faekhuna'a Afulu, Nias Utara.

Kebahagiaan anak-anak Desa Faekhuna'a Afulu membawa paket daging kurban BMH di tepi pantai.
Foto: Dok BMH
Kebahagiaan anak-anak Desa Faekhuna'a Afulu membawa paket daging kurban BMH di tepi pantai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Qurban Masuk Desa Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menyapa masyarakat pedalaman di Nias, Sumatra Utara, tepatnya di Desa Faekhuna'a Afulu, Nias Utara. "Sejak Indonesia merdeka, baru pada Idul Adha 1439 H, masyarakat Desa Faekhuna'a Afulu Nias Utara ini dapat menikmati kebersamaan dan kebahagiaan dalam nuansa ibadah idul qurban, ini benar-benar mengharukan," terang Kepala BMH Perwakilan Sumatea Utara, Roni SSosI dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/8).

Ia menambahkan, sangat wajar jika kemudian antusiasme masyarakat setempat seringkali dibumbui dengan aura kebingungan bagaimana menundukkan hewan kurban. "Wajar jika kemudian di tengah-tengah semangat mereka menjalani kurban pertama di desa ini. Seringkali masyarakat sedikit bingung, karena memang belum pernah memiliki pengalaman bagaimana memotong hewan kurban," imbuh Roni.

Dai Tangguh BMH di Nias Utara, Ustaz Sumardin Zalukhu mewakili masyarakat menyampaikan rasa bahagia mereka. "Masyarakat merasa senang, karena selepas shalat Idul Adha ada prosesi penyembelihan hewan kurban, sebuah moment yang belum pernah mereka lakukan dan rasakan selama ini," tuturnya.

photo
Kepala BMH Perwakilan Sumatera Utara, Roni memberikan paket hewan kurban kepada salah satu warga.

Untuk sampai ke Desa Faekhuna'a Afulu ini, tim kurban BMH harus menempuh perjalanan udara selama satu jam dari Medan menuju bandara Binaka Gunung Sitoli, kemudian menempuh perjalan darat sejauh 125 kilometer. Dalam perjalanan ini, tim Qurban Masuk Desa sempat mengalami kekhawatiran tinggi, mengingat pesawat yang tinggal mendarat di Bandara Binaka harus kembali ke Kualanamu karena cuaca hujan lebat.

"Kekhawatiran yang sangat juga dirasakan Ustadz Sumardin Zalukhu. Tetapi, Alhamdulillah, pertolongan Allah, penerbangan Kualanamu - Nias dapat kembali dilakukan dan berhasil mendarat dengan baik," jelas Roni.

Kurban pertama kali ini menjadi kebahagiaan semua warga, termasuk warga non-Muslim. "Semoga kurban pertama ini dapat kembali dilaksanakan pada tahun berikutnya, sekaligus membawa keberkahan berupa eratnya persaudaraan masyarakat di sini," terang Ustaz Sumardin Zalukhu, pria 30 tahun asli Nias yang kini mengabdi membina masyarakatnya melalui dakwah bersama Laznas BMH.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement