Kamis 23 Aug 2018 11:59 WIB

Satu Juta Muslim Rohingya Rayakan Idul Adha di Pengungsian

Muslim Rohingya bersyukur bisa merayakan Idul Adha dengan damai.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Rohingya merayakan Idul Adha di pengungsian di Kutupalong, Bangladesh, Rabu (22/8).
Foto: Reuters
Muslim Rohingya merayakan Idul Adha di pengungsian di Kutupalong, Bangladesh, Rabu (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Hampir satu juta Muslim Rohingya merayakan Hari Raya Idul Adha di posko pengungsian terbesar di dunia di Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Rabu (22/8). Mereka sudah hampir satu tahun mengungsi sejak penumpasan secara brutal oleh militer.

Dilansir di The Straits Times, Kamis (23/8), para pengungsi melakukan shalat Id di masjid-masjid darurat di Bangladesh bagian selatan. Mereka juga menyembelih sapi-sapi di ladang berlumpur yang luas di seberang tenda-tenda pengungsian.

Di Kutupalong, sebuah permukiman bukit raksasa yang dipenuhi ratusan ribu pengungsi, seorang muazin memanggil umat beriman untuk shalat. Suara azan berkumandang ketika anak-anak bermain di bianglala kayu dan berlari di lorong-lorong kotor dengan pakaian baru di hari yang istimewa bagi umat Islam.

Bagi sebagian besar pengungsi, Idul Adha tahun ini merupakan yang pertama setelah pengusiran keras dari Myanmar barat setahun lalu. Militer Myanmar, yang didukung oleh milisi Buddha bersenjata, mulai menyapu desa-desa penduduk Rohingya pada Agustus tahun lalu, hanya beberapa hari sebelum perayaan Idul Adha berlangsung.

Salah satu Muslim Rohingnya, Sayed Hussain (19 tahun) mengaku telah menghabiskan Idul Adha tahun lalu dengan bersembunyi di perbukitan negara bagian Rakhine setelah melarikan diri dari serangan di desanya. "Kami tidak bisa mengorbankan sapi di sana. Kami tidak punya makanan untuk dimakan. Di Bangladesh, kami bisa menyembelih sapi. Puji syukur kepada Allah," ungkapnya.

Selain itu, Mohammad Jasim (16), seorang pengungsi yang lahir dan dibesarkan di Kutupalong mengatakan bersyukur keluarganya di Myanmar melarikan diri dari kekerasan tahun lalu untuk bergabung dengan keluarganya di Bangladesh.

"Semua keluargaku ada di sini, jadi kita bersenang-senang," ujarnya.

Masuknya pengungsi memberikan keuntungan bagi pedagang ternak di Bangladesh seperti Aktar Hussain. Ia dan pedagang lainnya terlihat menghitung sejumlah uang tunai di pasar ternak yang ramai di dekat posko pengungsian. "Ini adalah tahun terbaik saya. Tahun lalu, saya menjual 15 ekor sapi pada Idul Adha. Tahun ini, saya sudah menjual 50," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement