REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membaca Alquran menjadi hal biasa bagi setiap Muslim. Kitab itu berisikan firman Allah tentang berbagai hal.
Ada konsep ketuhanan yang berintikan tauhid atau keesaan Tuhan. Ada juga kisah para nabi dan masih banyak lagi. Semua itu merupakan ajaran dan pedoman hidup yang mengarahkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Hal biasa itu ternyata sangat menyentuh hati wanita keturunan Irlandia yang tinggal di Miami Amerika Serikat, Catherine Houlihan (Cat). Pada mulanya dia mendapatkan compact disk(CD) tentang Islam berupa tayangan keagamaan oleh pendakwah Syekh Hamza Yusuf. CD itu dia dapatkan dari wanita yang mengajarkan tentang Islam.
Tayangan tentang tilawah Alquran sangat disukainya. Dia menyaksikan tayangan video itu setiap hari. Ketika Alquran dibacakan, jantungnya berdetak luar biasa. Dia kemudian mempelajari bagai mana cara membaca kitab tersebut.
Ketika sudah bisa, dia mencoba membaca Alquran sendiri. Saat itu dia merasakan seperti sedang berkomunikasi dengan Allah.
Selain membaca Alquran, dia mulai mempraktikkan shalat dan berpuasa selama Ramadhan. Ketika itu, dia merasa ketenangan luar biasa yang belum pernah dialaminya. Rasanya sangat bahagia. Saat itu dia siap menerima Islam sebagai keyakinannya yang dipilih sendiri.
Perjalanan Cat menuju Islam bermula dari kebiasaannya bertanya tentang berbagai hal. Sejak kecil dia dikenal sebagai anak yang penuh rasa ingin tahu.
Hanya satu yang tidak pernah ditanyakannya, yaitu keberadaan dan kekuatan Tuhan. Cat mengingat ibunya selalu menyuruh membersihkan kamar dan menggosok gigi, tetapi dia menolak. Baginya tidak ada satu pun yang dapat memerintahkan apa pun yang akan dilakukannya, kecuali Tuhan.
Padahal, saat itu usianya baru lima tahun. Cat berasal dari keluarga berkebang saan Irlandia. Rumah selalu dihiasi simbol hati khas Irlandia tergantung di depan pintu. Tabuhan bodhran alat musik khas Irlandia sering dimainkan ibunya ketika berada di ruang tamu. Rumah selalu menjadi tempatnya berinteraksi bersama orang tua.
Ketika beranjak dewasa, Cat mulai meragukan keimanannya. "Saya ingin mengikuti dan menghormati Tuhan, tetapi saya tidak bisa melakukan itu," ujar dia.
Selama 13 tahun dia berada dalam keraguan. Hatinya mulai merasakan ketenangan ketika sedikit demi sedikit mengenal Islam. Risalah yang dibawa Nabi Muhammad itu menjawab keraguannya selama ini. Seiring berjalannya waktu, Cat mengetahui Islam mendukung keyakinannya dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh penganut agama lain.
Jalan menuju pertobatan dimulai.
Keraguan menunjukkannya pada kebenaran. Semula dia tidak meragukan ajaran agama warisan orang tua, tapi kini dia mempertanyakan apakah bisa manusia menjadi Sang Pencipta.
Cat mencintai Isa al-Masih dan yakin bahwa seorang manusia harus berusaha menjadi berkualitas seperti dia. Namun, di mata dia, hanya ada satu Tuhan dan tidak ada makhluk yang bisa menjadi Tuhan. Logikanya tidak menerima konsep Tuhan yang berasal dari manusia. Baginya, Tuhan adalah Sang Pencipta yang Esa dan tidak bergantung dengan ciptaan- Nya.
Cat juga tidak bisa menerima dosa asal, bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia membawa dosa yang hanya dapat di ampuni melalui ritual tertentu. Cat meng anggap ini hanya sebuah ritual dan politi sasi kegiatan spiritual. Keraguan ini yang menjadi penyebab Cat beralih ke Islam.
Agama yang mengajarkan tauhid itu mengajarkan setiap ma nusia yang lahir pasti suci dari dosa, tapi orang tuanya meng akibat kan anak tersebut memeluk berbagai agama dan keyakinan selain Is lam. Meski menyukai Islam, dia tidak bisa meninggalkan kecintaannya kepada Isa al-Masih. Dia berusaha mencari pegangan agar dapat mempertahankan kecintaan itu.
Belajar dari Malcolm X Cat mengetahui Malcolm X sejak tahun pertama kuliah. Pria keturunan Afrika yang berislam ketika dewasa itu banyak meng inspi rasinya. Lewat Malcom, Cat mengenal konsep Islam ketika membaca autobiografinya. Meski Islam baginya bu kanlah agama yang menarik perhatian, melainkan Cat mera sakan kepuasan ketika mengetahui konsep Tuhan dan keimanan.
Pencarian kebenaran Malcolm X sema kin mengilhaminya selama di perguruan tinggi. "Semakin mencari, saya bisa mene mukan sumber tentang Tuhan dan menemukan kebenaran yang saya cari," kata dia.
Tidak hanya itu. Ketika bekerja di sebuah perusahaan nirlaba di Afrika Barat, Catherine bertemu sukarelawan asal Ghana. Untuk menghindari panas matahari, dia memakai pasmina jingga kesukaannya. Lalu, temannya memuji dia karena menggunakan jilbab. Perbincangan pun dimulai, temannya adalah seorang Muslim.
Temannya menceritakan kisah nabi Isa. Umat Islam mengenal dan menghormati Isa sebagai seorang nabi. Sejak saat itu, Cat bertanya- tanya tentang Islam. Tetapi, dia masih belum yakin dan belum siap untuk mengimani agama itu.
Wanita itu pun pindah ke Miami hingga setahun. Saat itu dia merasakan hidup begi tu mudah dan menyenangkan. Tetapi, hati nya masih penuh dengan kesepian. Dia sela lu tertidur dengan menangis dan me miliki beban dalam hati karena tidak me ngetahui bagaimana cara berkomu nikasi dan mencu rahkan isi hatinya kepada Sang Pencipta.
Dia pun bertanya pada ayahnya dan memberikan saran sederhana untuk membaca buku. Setelah merasa gundah, dia pun mulai membaca dan ternyata Islam menemukannya. Dia menggunakan waktu nya untuk mengeksplorasi buku tentang filsafat, psikologi, puisi, dan agama.
Sedikit demi sedikit, Cat mulai tertarik pada buku-buku tentang Islam. Semakin banyak membaca tentang Islam, semakin dia menyadari bahwa Islam lebih dari sekadar konsep yang indah.
Islam adalah cara hidup.
Cat kemudian mencari seorang mentor untuk menjelaskan arti hidup sebagai seorang Muslim. Dia menemukan seorang wanita Muslim yang mencintai Islam.
Sekali dalam sepekan mereka bertemu. Sang mentor berbagi cerita tentang Nabi Muhammad SAW dan sahabat dekatnya. Dia mengulangi kisah tentang keyakinan Islam mengenai kenabian Isa dan penolakannya atas dosa asal.
Wanita itu juga menunjukkan kepada Cat cara untuk berdoa sesuai ajaran Islam dan memberikannya salinan Alquran. Cat juga banyak mendengarkan bacaan Alquran. Ini adalah hal yang paling disukainya.
Pada 27 Ramadhan 2016 bersama mentor, Cat merasa yakin untuk memeluk Is lam. Keduanya mendatangi Syekh Hamza Yusuf untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Hamza meminta Cat untuk meyakini Isa adalah nabi utusan Allah dan Maryam adalah seorang hamba Allah yang taat. Setelah itu, dia mengucapkan dua kalimat syahadat.