Jumat 03 Aug 2018 14:58 WIB

Masjid ICC NUANSA AL-HARAM di Argentina

Masjid ICC Buenos Aires merupakan harmoni unsur-unsur Andalusia dan arsitektur modern

Islamic Center Buenos Aries.
Foto: Travpacker.com
Islamic Center Buenos Aries.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut data Pew Research Center, ada sekitar 400 ribu orang Islam di Argentina pada 2010. Sumber lain mengajukan angka yang lebih banyak, yakni 700 ribu Muslim.

Kebanyakan merupakan keturunan Suriah atau Lebanon yang hijrah ke Amerika Selatan sejak 1850. Meskipun kaum Muslim merupakan minoritas, Pemerintah Argentina dinilai cukup mengakomodasi kepentingan mereka.

Hal ini terbukti antara lain dengan keberadaan Masjid Islamic Cultural Center (ICC) di Buenos Aires, ibu kota negara tersebut. Rumah ibadah itu terwujud berkat kerja sama bilateral Argentina dengan Kerajaan Arab Saudi. ICC ini merupakan masjid yang terbesar bukan hanya di Argentina, melainkan juga seantero Amerika Selatan.

Wacana pendirian Masjid ICC Buenos Aires bermula pada 1995. Presiden Argentina saat itu, Carlos Menem, atas nama negara menyumbangkan lahan seluas 3,5 hektare di kawasan Palermo, Buenos Aires, kepada komunitas Muslim setempat. Sebagai informasi, meskipun beragama Katolik, Menem masih keturunan Suriah-Muslim. Pemberian lahan ini merupakan bentuk komitmen yang lebih lanjut.

photo
Islamic Center Buenos Aries, Argentina.

Sebelumnya, dia telah menerima kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi. Atas dukungan negeri petrodolar itu pula, Masjid ICC diberi nama lengkap Pusat Kebudayaan Islam Pemelihara Dua Tanah Suci, Raja Fahd (Custodio de las Dos Sagradas Mezquitas, Rey Fahd).

Perancang Masjid ICC Buenos Aires, Zuhair Fayaz, berasal dari Arab Saudi. Agaknya, sang arsitek berusaha membawa nuansa Masjid al-Haram di Makkah ke Buenos Aires. Hal itu terasa dari penam pakan dua menara masjid ini yang bentuknya persis menara-menara masjid di Tanah Suci.

Di samping itu, gaya bangunan Ottoman (Turki) juga terlihat jelas, khususnya dari bentuk kubah utama yang memberi corak khas bangunan masjid ini. Proyek pembangunannya mulai berlangsung sejak tahun 1998 serta menghabiskan dana hingga 15 juta dolar Amerika Serikat.

photo
Ruang Shalat Islamic Center Buenos Aries

Pada 25 September 2000, Masjid ICC Buenos Aires secara resmi dibuka. Turut hadir dalam acara tersebut Raja Fahd dari Arab Saudi dan 250 orang tamu undangan. Bangunan utama masjid ini dapat me nampung hingga 1.600 orang jamaah. Selain tem pat beribadah, Masjid ICC Buenos Aires juga dilengkapi dengan pelbagai fasilitas publik, antara lain sekolah, asrama untuk 50 murid, perpustakaan, taman dan kolam air mancur, pemancar radio komunitas, serta balai pertemuan.

Letak kompleks masjid ini sangat strategis. Tepat di seberangnya, terdapat stasiun kereta api. Sekitar 100 meter ke arah utara terdapat taman kota Paseo el Rosedal yang dipercantik dengan danau buatan. Selain itu, di sekitarnya ada pula Planetarium Galileo Galilei, Monumen de los Espanoles, dan kawasan apartemen.

Penampakan Masjid ICC Buenos Aires sekilas merupakan perpaduan tiga unsur budaya besar dalam peradaban Islam, yakni Andalusia (Spanyol), Hijaz, dan Turki. Tampilan bangunan utama masjid ini mirip benteng peninggalan zaman keemasan Islam di Spanyol, lengkap dengan tata ruang mezquita. Adapun kubah masjid ini menyerupai kubah masjid-masjid zaman Turki Ottoman.

Sementara, bentuk dua menara yang menjulang di kanan dan kiri kubah tersebut mengingatkan kita pada menara-menara Masjid al-Haram di Makkah. Secara keseluruhan, Masjid ICC Buenos Aires didominasi warna krem kecokelatan kecuali pada bagian depan atau arah kiblatnya, yang dilapisi kaca berwarna hijau.

Kompleks Masjid ICC Buenos Aires terdiri atas dua bagian, yakni bangunan utama un tuk shalat dan mezquita atau tanah la pang yang dikelilingi tembok. Di tengah-tengah mezquita itu terdapat kolam air mancur.

Nuansanya mengingatkan kita pada istana raja-raja Muslim di era Andalusia. Atau lebih tepatnya, Masjid Kordoba, yang kini menjadi Katedral Diosese Kordoba di Spanyol. Corak khas Andalusia di Masjid ICC Buenos Aires juga tampak dari lengkung gerbang yang berwarna selang-seling merah dan putih. Hanya saja, bentuk pilarpilar yang "kurus" sebagaimana di Masjid Kordoba diganti dengan tiang-tiang tembok.

Interior Masjid ICC Buenos Aires merupakan harmoni unsur-unsur Andalusia dan arsitektur modern. Pada lantai ruang utama shalat, terhampar permadani berwarna merah dan putih. Sementara itu, dinding ruangan tersebut berwarna krem tetapi sepi dari ornamen-ornamen.

Dengan begitu, kecenderungan gaya arsi tektur modern tampak. Cahaya masuk melalui kaca jendela besar yang melapisi din ding bagian mihrab. Selain itu, sinar matahari juga dapat menembus jendela-jendela kaca yang terdapat pada bagian bawah kubah utama. Pada malam hari, sumber cahaya merupakan lampu-lampu listrik yang menempel pada langit-langit. Utamanya adalah lampu kristal besar yang menggantung tepat di bawah rongga kubah utama.

Bagaimanapun, corak ornamen geografis tampak menghiasi birai-birai jendela serta pintu-pintu masjid ini. Kebanyakan berbentuk bintang segi delapan yang tampak "teranyam" dengan pola-pola lain. Masjid ICC Buenos Aires terdiri atas dua lantai. Lantai dasar merupakan tempat jamaah pria melaksanakan shalat, sedangkan bagi jamaah perempuan disediakan tempat di bagian belakangnya atau lantai dua.

Pemerintah Argentina bermaksud menjadikan Masjid ICC Buenos Aires bukan hanya rumah ibadah orang Islam, melainkan juga kawasan wisata bersejarah. Untuk itu, pihak masjid tersebut menyediakan jasa pemandu wisata bagi para pelancong yang ingin berkunjung. Namun, jam wisata masjid ini dibatasi hanya setiap Selasa dan Kamis. Para pengunjung pun diimbau mengenakan busana yang sepantasnya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement