Jumat 27 Jul 2018 17:30 WIB

Baznas Ajak Masyarakat Berkurban di Desa

Manfaat yang didapat akan lebih banyak jika masyarakat berkurban di desa.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Penyembelihan hewan kurban UPZ Kemenpora dan BAZNAS  di  Pondok Pesantren Al Mubaarak RT 02/06, Kampung Cibeureum, Desa Cibatok II, Kabupaten Bogor.
Foto: baznas
Penyembelihan hewan kurban UPZ Kemenpora dan BAZNAS di Pondok Pesantren Al Mubaarak RT 02/06, Kampung Cibeureum, Desa Cibatok II, Kabupaten Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengajak masyarakat untuk berkurban di desa pada saat hari raya Idul Adha pada Agustus 2018 mendatang. Deputi Baznas Arifin Purwakananta mengakatakan dengan berkurban di desa, maka manfaat yang didapat akan lebih banyak.

“Jadi ada tiga keuntungan masyarakat untuk berkurban di desa. Yang pertama, desa itu mendapatkan devisa uang kurban. Kedua, masyarakat desa itu mendapatkan pemberdayaan pemotongan daging kurban. Dan ketiga, ketika dipotong, mereka mendapatkan daging kurban,” ujar Arifin saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (27/7).

Dia berujar, manfaat itu lebih mudah didapatkan oleh masyarakat, daripada berkurban di kota. Sebab, menurut pandangannya, peristiwa berkurban tak hanya untuk memotong hewan, tapi juga membagi keberkahan kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan.

“Dan kami memberi makna lebih dari itu. Kami memandang kurban itu adalah peristiwa ekonomi. Dimana kalau umat islam berkurban, itu banyak sejumlah tertentu dana umat islam itu dipakai untuk berkurban, itu dapat dipakai untuk memberdayakan desa-desa. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengajak masyarakat untuk berkurbannya di desa. Bukan di kota-kota,” tuturnya.

Hal itu, kata dia, berbeda dengan melakukan kurban di kota-kota. Menurutnya, ada kekurangan tersendiri bila memang harus berkurban di kota. Jika berkurban di kota, kata dia, yang akan mendapatkan untung adalah tengkulak-tengkulak kambing.

"Dagingnya akan tersebar ke warga kota yang sudah banyak kolesterol. Maka kami mengajak masyarakat untuk membeli kambing di pertenakan di desa, dan memastikan daging kambing tersebar di desa,” kata dia.

Oleh sebab itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk berkurban melalui lembaga-lembaga penyalur kurban yang memang terpercaya dan jelas kebermanfaatannya. Baznas sendiri, kata dia, juga melayani pengelolaan kurban dengan visi Qurban Berdayakan Desa.

“Baznas mendapatkan mandat, agar pengelolaan kurban masyarakat Indonesia bisa dikelola secara syariah, aman, nyaman, dan berdaya guna. Untuk itu Baznaz melayani pelaksanaan kurban dari masyarakat Indonesia dengan tema Qurban berdayakan desa. Ini menjadi tema dan menjadi visi Qurban yang diselenggarakan oleh Basnaz,” tuturnya.

Walaupun demikian, masyarakat memiliki kenyamanan tersendiri untuk berkurban. Menurutnya, pedagang hewan kurban yang biasa ditemui di jalanan, juga telah memahami bagaimana menjaga hewan dengan baik dan sesuai dengan syariatnya.

“Pedagang di jalanan sebenarnya juga menjadi bagian syiar dari agama. Tapi memang ada segmennya sendiri orang yang membeli di kota-kota. Saya kira pedagang hewan kurban sudah bisa berdagang dengan leluasa, asal bisa atur kesehatannya dan syariatnya,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement