Senin 09 Jul 2018 13:53 WIB

Pelopor Kebaikan

Motivasi Rasulullah kepada umatnya tidak sebatas menjadi pelaku kebaikan.

berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Rifai

Motivasi Rasulullah kepada umatnya tidak sebatas menjadi pelaku kebaikan. Beliau juga mengajak untuk menjadi pelopor kebaikan. Maksud dari pelopor kebaikan adalah menjadi penyebab orang lain melakukan kebaikan atau terhindar dari keburukan.

Rasulullah bersabda yang artinya, Maka berbahagialah dengan surga orang-orang yang Allah jadikan pelopor kebaikan dan penutup keburukan ada pada kedua tangannya. (HR Ibnu Majah, dihasankan oleh Syekh al-Albani).

Pelopor kebaikan adalah posisi yang sangat menguntungkan. Pahala yang didapatkan tidak berbatas.Sebab, siapa saja yang melakukan kebaikan disebabkan oleh dirinya, sang pelopor akan mendapatkan bagian pahala dari orang tersebut.

Pada zaman Rasulullah, beliau pernah didatangi sekelompok orang dari suku Mudhor. Keadaan mereka sangat kekurangan dan memprihatinkan.Rasulullah sangat berharap ada di antara sahabat-sahabatnya yang mengulurkan bantuan. Lalu, datanglah seorang laki-laki membawa sedekahnya. Berkat sedekah sahabat tersebut, sahabat lain pun mengikutinya.

Momentum indah ini langsung dikomentari oleh Rasulullah, Barang siapa memelopori kebaikan dalam agama Islam, maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka. (HR Muslim no 1016).

Setiap orang dapat menjadi pelopor kebaikan. Bagi seorang pejabat, ia bisa menjadi pelopor kebaikan dengan kebijakannya. Misalnya, sang pejabat menetapkan seluruh pegawai diberi kesempatan melaksanakan ibadah shalat setiap waktu shalat.

Bagi masyarakat umum, peluang menjadi pelopor kebaikan juga terbuka lebar. Nikmat lisan yang kita miliki adalah salah satu fasilitas yang dapat mengantarkan kita pada posisi ini. Mengajak orang kepada kebaikan dengan lisan, tulisan, dan keteladanan adalah wasilah terantarnya kita sebagai pelopor kebaikan. Dalam Alquran, Allah memastikan perkataan yang mengajak kepada kebaikan adalah perkataan yang terbaik. Allah berfirman yang artinya, Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah?(QS Fushilat: 33).

Sebaliknya, pelopor keburukan juga terancam dengan balasan yang setimpal. Dosa yang didapatkannya tidak terbatas pada dosa yang dilakukannya. Ia juga akan mendapatkan dosa dari orang lain yang terjerumus dalam dosa disebabkan oleh dirinya. Rasulullah bersabda, Tidak ada satu pun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan atas anak Adam (Qabil)yang pertama bagian dari darahnya.Karena dialah yang mula-mula melakukan sunah (tuntunan/contoh) pembunuhan. (Muttafaqunalaih).

Jadi, dua potret manusia inilah yang menghiasi panggung kehidupan ini. Ada pelopor kebaikan dan penutup keburukan. Ada pula pelopor keburukan dan penutup kebaikan.Allah memberikan kita kemampuan untuk memilih. Namun, kita tidak punya kuasa untuk memilih konsekuensi dari pilihan kita. Karena itu, jadilah pelopor kebaikan karena balasannya adalah surga dan jangan menjadi pelopor keburukan karena ancamannya adalah neraka.Wallahua'lam bisshawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement