Selasa 26 Jun 2018 15:48 WIB

Rabi dan Imam di Jerman Tolak Diskriminasi

Para imam dan rabbi ini bersepeda menuju situs Memorial Holocaust, Berlin

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Salah satu destinasi turis populer di Berlin, Jerman, yakni Holocaust Memorial atau tempat mengenang korban pembantaian keji Adolf Hitler.
Foto: EPA
Salah satu destinasi turis populer di Berlin, Jerman, yakni Holocaust Memorial atau tempat mengenang korban pembantaian keji Adolf Hitler.

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN -- Rabbi dan imam di Jerman berkampanye bersama melawan anti-semitik dan Islamofobia. Sekitar 50 orang Yahudi dan Muslim bersepeda tandem untuk menunjukkan bahwa mereka bisa bersatu melawan diskriminasi.

Jerman menyaksikan peningkatan pengaruh partai nasionalis AfD yang menolak pengaruh kepercayaan baru dan migran. Sehingga kampanye seperti ini dinilai perlu untuk menyuarakan persatuan.

Para imam dan rabbi ini bersepeda di Berlin pada Ahad (24/6) lalu. Dilansir Deutsche Welle, mereka melewati rute situs memorial Holocaust Berlin ke Bebelplatz, situs pembakaran 20 ribu buku oleh rezim Nazi pada 1933.

Tak hanya Yahudi dan Muslim, penduduk Kristiani dan non-religius juga ikut serta dalam kampanye. Seorang imam Berlin, Ender Cetin mengatakan mereka merasa harus menjadi panutan dan memberi contoh.

"Kami mengirim sinyal pada komunitas Muslim bahwa kami tidak akan menolerir anti-semitik," kata Cetin.

Rabbi Elias Dray yang bersepeda tandem dengan Cetin mengatakan isu ini krusial, bahwa populis tidak boleh membelah masyarakat. Dray dan Cetin secara rutin mengunjungi sekolah-sekolah di Berlin untuk mengajarkan toleransi beragama.

Seiring dengan peningkatan paham populis dan anti migran partai AfD, serangan terhadap Muslim dan Yahudi pun meningkat. AfD memperoleh suara hingga 12,6 persen dalam pemilu nasional tahun lalu.

Serangan itu termasuk pada penduduk yang menggunakan kopiah atau yarmulkes juga kerudung. Muslim yang baru tiba sebagai imigran di Jerman juga terkadang berpaham anti-semit dan menuduh Yahudi bertanggung jawab atas konflik Israel-Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement