REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah literatur medis mengungkapkan bahwa bersin merupakan salah satu cara tubuh untuk mengeluarkan virus atau bakteri berbahaya yang bisa memicu sakit. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur tata cara atau adab saat bersin.
Dalam kaca mata agama, bersin dipandang sebagai nikmat Allah SWT kepada manusia agar terhindar dari dampak bibit penyakit. Maka itu, Rasulullah SAW banyak memberikan tuntunan dan adab ketika bersin.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi, disebutkan saat hendak bersin, Nabi SAW menutup mulutnya dengan tangan atau baju beliau. Tujuannya agar suara bersinnya tidak terlampau keras. Satu hadis lain mengingatkan bersin yang keterlaluan sesungguhnya termasuk perbuatan setan.
‘’Allah SWT membenci perilaku mengencangkan suara bersin dan menguap.’’ (HR Abu Hurairah ra).
Sebaliknya, dianjurkan setelah bersin untuk mengucapkan hamdalah. Ada dua keutamaan. Dijelaskan Shaleh Ahmad asy-Syaami dalam /Berakhlak dan Beradab Mulia/, pertama, ini menunjukkan rasa syukur atas karunia Allah. Dan kedua, jika senantiasa mengingat Allah, tentu Allah pun akan menjaga kondisi tubuh hambanya.
Mereka yang berada di sekitar orang yang bersin, tidak terlepas dari tuntunan serupa. Rasulullah SAW menggaris bawahi bahwa apabila ada di seseorang mengucapkan /alhamdulillah/ ketika sedang bersin, maka wajib hukumnya bagi umat Muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan doa untuknya dengan ucapan /yarhamukallah/ (semoga Allah selalu merahmatimu).
Selanjutnya, bila saudara atau temannya itu ada yang mendoakan saat dia bersin, hendaknya ia membalas dengan ucapan doa /yahdiikumullah wa yushlihu baalakum/ (semoga Allah selalu memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu).
Bagaimana bila seorang yang bersin tidak mengucapkan hamdalah? Sesuai petunjuk Rasulullah, seseorang yang berada di dekatnya tidak perlu mendoakannya.
‘’Dari sahabat Anas ra, suatu ketika ada dua orang yang sedang bersin di dekat Rasulullah SAW, namun beliau hanya mengucapkan doa /yarhakumullah/ kepada salah seorang saja di antara mereka. Lalu orang yang tidak beliau doakan berkata kepadanya, ‘’Si fulan bersin, lalu engkau mendoakannya dan ketika saya yang bersin, engkau tidak mendoakan saya.’’ Lalu Rasulullah berkata kepadanya, ’’Dia mengucapkan hamdalah ketika bersin, sedangkan kamu tidak.’’ (HR Muttafaq ‘alaih)
Ibnu Arabi saat menafsirkan hadis di atas, menyatakan, beliau tidak mengucapkan doa kepada orang yang tidak mengucapkan hamdalah ketika bersin, dan beliau tidak mengingatkannya untuk membaca hamdalah. Hal ini bertujuan sebagai hukuman baginya.
Sebab dengan sikapnya itu, ia seolah tidak ingin mendapat berkah dari ucapan hamdalah, sehingga ia pun tidak perlu diberi berkah doa bersin. ‘’Berarti dengan sikapnya itu, dia telah lupa dengan karunia Allah SWT,’’ tegas Ibnu Arabi.
Pada dasarnya, saling mengucapkan doa ketika bersin, merupakan satu dari enam hak seorang Muslim atas Muslim lainnya. Hak-hak tersebut antara lain, mengucapkan salam, memenuhi undangan, memberi nasihat, mengucapkan hamdalah saat mendengar saudaranya bersin, menjenguk si sakit, dan mengantarkan jenazah orang yang meninggal dunia.
Berdasarkan hadis-hadis tadi, hukum mendoakan orang bersin yang mengucapkan hamdalah adalah fardhu ‘ain bagi setiap yang mendengarnya, tidak cukup hanya seorang dari mereka. Ini mengutip pendapat dua ulama besar Ibnu Abi Zaid dan Abu Bakar al Arabi.
Dalam kamus bahasa Arab, ada istilah at-tasmiit (dengan huruf sin) dan at-tasymiit (dengan huruf syin). Menurut Abu Ubaidah, at tasmiit berarti mendoakan seseorang semoga kondisi kesehatannya membaik dan tenang setelah bersin. Sedangkan makna at tasymiit adalah mendoakan semoga Allah menjauhkan dirinya dari segala kesulitan dan musibah.
Sehingga, mendoakan orang yang sedang bersin dengan doa dinamakan at tasymiit, agar menumbuhkan perasaan tenang di dalam hatinya atas cobaan kesehatan yang sedang dialami. Shaleh asy Syaami menyatakan, itu merupakan amalan mulia, dan jika orang yang bersin dan yang mendoakannya memahaminya, mereka bisa mengambil manfaat yang besar.
‘’Keduanya akan memahami betapa besar nikmat yang dinamakan bersin itu, bukan hanya manfaat bagi tubuhnya, namun bagi hatinya juga,’’ tegasnya.
Bilamana seseorang bersin berulang-ulang, atau lebih dari tiga kali, para ulama sepakat menyatakan bahwa berdasarkan petunjuk hadis, itu menandakan orang tadi sedang terserang flu, sehingga doa yang diucapkan bukan lagi doa untuk orang yang sedang bersin biasa, melainkan doa untuk orang sakit.
Doa tersebut, ungkap Muhammad bin Ajalan, mengharapkan semoga ia diberi kesembuhan dan kesehatan. Ini mengingat flu adalah termasuk salah satu penyakit. ‘’Jika ia bersin lebih dari tiga kali, maka berarti ia terserang flu, dan kamu tidak usah mendoakannya lagi, jika ia memang bersin lebih dari tiga kali.’’ (HR Abu Hurairah) n berbagai sumber,