Kamis 31 May 2018 12:31 WIB

Lembaga Filantropi Bantu Pengusaha Mikro Hindari Rentenir

Strategi ini diharapkan perangi rentenir yang telah menjerat para pengusaha mikro.

Rep: Sri Handayani/Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Zakat
Foto: Antara
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Infak dan Shodaqoh (BAZIS) DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan tahunan Peduli Umat 1439 H/2018. Dalam acara tersebut, lembaga zakat milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI itu menyalurkan bantuan untuk 4.000 mustahik di seluruh Jakarta.

"Peduli Umat merupakan acara pengumpulan zakat infak sedekah dan amal sosial sekaligus silaturahmi para pengumpul zakat, muzakki, dengan Gubernur DKI Jakarta yang penuh kekeluargaan," kata Ketua BAZIS DKI Jakarta Zahrul Wildan di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC),Senayan, Jakarta, Kamis (31/5).

Acara ini dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Anies datang sekitar pukul 10.30 WIB. Hadir pula Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Syafrudin Abdul Gani, Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah, Ketua BAZIS DKI Zahrul Wildan, Direktur Utama (Dirut) Dompet Dhuafa (DD) Imam Rulyawan, Manager Marketing Republika, Chief officer Rumah Zakat, para Pimpinan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, serta penceramah Rhoma Irama.

Acara tersebut mengambil tema "Berbagi Bersama untuk Kemaslahatan Umat, Ayo Berzakat!" Dana yang terkumpul dalam acara ini mencapai Rp3,6 miliar. Total dana yang disalurkan mencapai Rp4 miliar.

Dana itu disalurkan kepada 4.000 mustahik dalam bentuk bantuan biaya penunjang pendidikan untuk 310 orang, bantuan yatim dan dhuafa untuk 1.086 orang, bantuan guru bantu untuk 2.438 orang, bantuan petugas masjid untuk 165 orang, dan bantuan bedah rumah dhuafa untuk satu bangunan.

Setiap tahun, dana yang berhasil dikumpulkan oleh BAZIS DKI terus meningkat. Pada 2016, dana yang terkumpul mencapai Rp154 miliar. Pada 2017, dana meningkat menjadi Rp192 miliar.

Pada 2018, BAZIS DKI juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan lain. Bekerja sama dengan perguruan tingfi, rumah sakit, majelis taklim, KBIH dan lembaga lain, BAZIS DKI membentuk 68 unit pengumpul zakat (UPZ). Unit ini dibentuk untuk membantu mendongkrak pengumpulan zakat dari masyarakat.

Dibuka pula gerai-gerai zakat, seperti di Monumen Nasional (Monas), Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Pasar Tanah Abang, Lenggang Jakarta, dan sebagainya. BAZIS DKI juga membuka gerai ZIS di PTSP, Indomaret, dan Alfamart. Tahun ini BAZIS DKI juga meresmikan dua mal sadar zakat.

photo
Infografis Zakat

"InsyaAllah setelah idul fitri akan menyusul mal-mal lain menjadi mal yang sadar zakat," ujar dia.

Pada 2017, program bedah rumah atau renovasi rumah tak layak huni milik dhuafa dilaksanakan untuk 259 unit rumah di lima wilayah kota/kabupaten dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pada 2018, kegiatan serupa akan dilakukan untuk 267 unit rumah di wilayah yang sama.

Tahun ini BAZIS DKI juga mempunyai program unggulan mahasiswa cerdas dan santri cerdas serta pemberdayaan ekonomi umat melalui gerakan One Kecamatan One Center of Enterpreneurship (OK OCE).

Akses Pembiayaan

Sementara itu, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan Lembaga Baznas Microfinance untuk membantu usaha mikro masyarakat melalui penguatan permodalan dan layanan pengembangan usaha. Lembaga Baznas Microfinance merupakan sebuah lembaga keuangan mikro non profit untuk para pengusaha mikro dari kalangan kurang mampu.

"Baznas Microfinance akan membuka akses pembiayaan kepada para pelaku usaha mikro," kata Direktur Koordinator Pendistribusian, Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Zakat Nasional Baznas, Mohd Nasir Tajang saat peluncuran Lembaga Baznas Microfinance di Blok M Plaza, Rabu (30/5).

Nasir mengatakan, Lembaga Baznas Microfinance juga memberikan pelayanan pengembangan usaha, dukungan peningkatan kapasitas usaha melalui pelatihan, workshop dan kegiatan lainnya. Menurutnya, Lembaga Baznas Microfinance sangat diperlukan untuk memerangi rentenir yang telah menjerat para pengusaha mikro.

Ia menerangkan, para pengusaha mikro banyak yang terjerat rentenir karena mereka membutuhkan modal yang mendesak. Juga karena kurangnya akses para pengusaha mikro kepada penyedia modal yang layak.

Kepala Lembaga Baznas Microfinance, Noor Aziz mengatakan, tahun ini diharapkan sebanyak 4.000 pengusaha mikro di berbagai daerah dapat diberdayakan dengan program Baznas Microfinance. Masyarakat dapat berpartisipasi membantu memberikan informasi kepada Baznas tentang pengusaha mikro yang memerlukan bantuan.

"Tim akan melakukan assesment lapangan sebelum memberikan bantuan yang dibutuhkan," ujarnya.

Baznas menyampaikan, pada tahun 2018 Baznas Microfinance rencananya akan menyasar sepuluh titik di sejumlah daerah. Di antaranya di Jabodetabek dan beberapa provinsi yang ada di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement