Rabu 09 May 2018 00:23 WIB

Aktivis Muslimah Indonesia Terima Penghargaan Damai di Turki

Nur Fitri satu-satunya aktivis dari Indonesia yang menerima penghargaan itu.

Rep: Fuji EP/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis dan relawan Muslimah Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) Nur Fitri Taher (kanan) menerima penghargaan dari International Mount of Olive Peace Awards yang diserahkan Ibu Negara Turki Emine Erdogan, Senin (7/5) di Istanbul, Turki.
Foto: Istimewa
Aktivis dan relawan Muslimah Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) Nur Fitri Taher (kanan) menerima penghargaan dari International Mount of Olive Peace Awards yang diserahkan Ibu Negara Turki Emine Erdogan, Senin (7/5) di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Aktivis dan relawan Muslimah Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) Nur Fitri Taher menerima penghargaan dari International Mount of Olive Peace Awards yang diserahkan Ibu Negara Turki Emine Erdogan, Senin (7/5) di Istanbul, Turki.

Nur Fitri menjadi satu-satunya aktivis dari Indonesia yang menerima penghargaan tersebut bersama dengan empat aktivis wanita lainnya dari Palestina, Swedia, USA dan UK. Dalam sambutanya di hadapan Presiden dan pejabat pemerintahan Turki, Nur Fitri mengatakan sebenarnya dia merasa tidak layak menerima penghargaan tersebut.

“Saya sadar benar sebenarnya saya tidak layak menerima penghargaan ini, jadi saya mendedikasikan penghargaan ini untuk saudara-saudara yang gugur di Mavi Marmara dan untuk seluruh syuhada yang gugur ketika mereka membela Palestina,” ujarnya.

Pemimpin relawan Mer-C saat misi Mavi Marmara ini juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang akan kepeduliannya terhadap Palestina. “Saya ingin berterima kasih kepada Anda semua dan kepada semua orang yang memiliki kepedulian terhadap Pelestina, tapi mungkin kita harus memiliki kepedulian yang lebih lagi karena mungkin dengan begitu Allah akan menurunkan bantuan-Nya kepada kita. Dan mungkin ketika saat itu tiba, Palestina akan merdeka,” ujarnya.

Penghargaan tahunan yang baru pertama kali diadakan ini memberikan penghargaan kepada para aktivis Palestina dari berbagai negara di dunia. Selain Nur Fitri, lembaga internasional tersebut juga memberikan penghargaan kepada orang tua dari Muhammad Abu Khader, remaja Palestina yang dibakar oleh pemukim ilegal Yahudi pada 2014.

Di samping itu, penghargaan juga diberikan kepada orang tua Rachel Corrie, aktivis asal Amerika Serikat yang tewas dilindas buldoser Israel ketika hendak menghancurkan rumah warga Palestina. “Rachel datang ke Gaza sebagai warga dunia dalam rangka melawan ketidakadilan bagi siapa pun di dunia ini,” kata Cindy Corrie, ibu Rachel Corrie dalam sambutannya.

Selain ketiga wanita tersebut, seorang aktivis asal Swedia Benjamin Ladraa turut pula menerima penghargaan atas kepeduliannya terhadap Palestina. Ladraa berjalan sejauh 5.000 Km dari Swedia menuju ke Al Quds untuk mengampanyekan kepedulianya terhadap Palestina. Penghargaan juga diberikan kepada syahid Naji Ali, aktivis dan kartunis yang terkenal dengan karakter Hanzalah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement