Rabu 02 May 2018 14:24 WIB

Tropica, Buku Pertama yang Diterjemahkan Peradaban Islam

Umat Islam tak hanya berhenti pada penerjemahan.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karya berjudul Topica dari Aristoteles menjadi salah satu buku pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya, terdapat karya di bidang astronomi yang terkemuka, yakni Almagest tulisan Ptolomeus yang dialihbahasakan oleh Muhammad al-Fazari pada abad ke-7.

Karya-karya besar juga diperoleh dari India. Umat Muslim mampu mengembangkan lebih jauh kajian astronomi ataupun astrologi setelah buku Siddhanta karya Brahmaghupta sudah diterjemahkan ke bahasa Arab. Pada abad ke-9, peradaban Hindustan turut berkontribusi terhadap ilmu matematika Arab, yakni sistem desimal.

Dengan kreativitasnya, umat Islam tak hanya berhenti pada penerjemahan. Mereka lalu mengembangkan dan menciptakan banyak teori serta penemuan baru. Astronom al-Biruni, misalnya, mengoreksi pandangan Ptolomeus dan Hipparchus terkait pergerakan matahari dan mengajukan perhitungan yang lebih akurat.

Ilmuwan Islam kemudian membuat kincir angin, menyusun konsep dan teknik pengobatan, irigasi saluran air, dan membangun observatorium pengamatan bintang, dan banyak lagi. Beragam pencapaian hebat di bidang ilmu dan teknologi pada akhirnya menyebar ke berbagai wilayah di Timur dan Barat.

Para sarjana asing tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap kemajuan keilmuan di dunia Islam. Mereka pun tergerak untuk mengadopsi serta menerjemahkan karya-karya sarjana Muslim. Pada gilirannya, karya-karya ilmuwan Muslim ramai diterjemahkan oleh Barat.

Teori mengenai sebab air pasang dan teori tentang besar sudut bumi yang dirumuskan Abu Ma’syar, masuk ke Eropa melalui terjemahan karya al Farghani. Risalah yang menjelaskan berbagai kegunaan astrolabe buah pikir Ibnu al-Saffar diterjemahkan Johannes Hispensis dan Plato dari Tivoli (1134-1145) ke bahasa Latin.

Demikian pula, karya masyhur dari Ibnu Sina, misal al-Qanun, al-Jabr karya al-Khawarizmi, dan al-Manazhir milik al-Haiytham, dialihbahasakan ke sejumlah bahasa Eropa serta meletakkan dasar kajian multidisiplin ilmu di sana. Laman Muslimheritage memuat sejumlah catatan mengenai alih ilmu pengetahuan ini.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement