REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketekunan Ibnu al-Awwam membuahkan hasil. Ia menyandang predikat sebagai ahli pertanian terpandang. Melalui karyanya, ia menggambarkan bagaimana dirinya betul-betul mengusai bidang yang digeluti. Bahkan, situasi politik yang tak stabil pada masanya tak menyurutkan langkahnya mendalami ilmu dan menuliskan karya gemilang.
Ilmuwan bernama lengkap Abu Zakariya Yahya ibnu Muhammad ibnu Ahmad al- Awwam al-Ishbili ini hidup sekitar abad ke-12. Sumbangan pemikirannya mampu memberi dampak positif bagi terus berseminya periode revolusi pertanian pada masa pemerintahan Islam.
Ia menghasilkan karya luar biasa dalam bidang pertanian dan peternakan. Judulnya Kitab al-Filaha atau Buku tentang Pertanian. Ini adalah salah satu literatur bidang pertanian yang begitu penting di dunia Islam. Secara keseluruhan, kitab ini terdiri atas 34 bab. Sebanyak 30 bab menjelaskan pertanian dan empat bab terakhir membahas peternakan.
Pada bagian pertama, Ibnu al-Awwam menjelaskan secara sistematis bagaimana memilih tanah yang akan dijadikan lahan pertanian. Ia memperkirakan kesuburan tanah. Penyiapan lahan pertanian juga mencakup ketersediaan sumber air. Maka itu, ia menaruh perhatian besar pada bidang hidrologi sebagai bagian integral dari sektor pertanian.
Melalui tulisannya, ia pun menjelaskan bagaimana membuat saluran air dan cara mendistribusikannya. Hal lain yang ia sampaikan adalah aspek sebelum dan setelah tanam. Bagi Ibnu al-Awwam, hal itu menjadi titik krusial. Sehingga, memandang perlu pengenalan bibit unggul serta jenis tanaman yang sesuai ditanam di bidang lahan tertentu.
Di samping itu, ia mendata sebanyak 585 jenis tanaman. Lengkap dengan cara memeliharanya, seperti pemberantasan hama, penyembuhan dari berbagai penyakit, dan metode panen. Lalu, ada cara penyimpanan biji-bijian serta buah-buahan basah dan kering. Seluruh tema itu diuraikan dengan komprehensif.
Bagian kedua Kitab al-Filaha berbicara mengenai peternakan. Pembahasannya meliputi perawatan ternak, seperti domba, unta, unggas, bagaimana mencegah penyebaran bibit penyakit, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, Ibn al-Awwam memberikan penjelasan cara menyembuhkan ternak yang sakit.
Terdapat bab khusus tentang kuda. Pada bab ini, Ibnu al-Awwam menjelaskan perawatan dan beternak kuda. Cara menunggang kuda dengan membawa atau tanpa senjata tertulis dalam Kitab al-Filaha. Peternakan lebah untuk diambil madunya mendapatkan porsi pula di dalam buku yang ditulisnya.