Senin 30 Apr 2018 16:54 WIB

Keistimewaan Teknik Pertanian di Andalusia

Saluran irigrasi merupakan kunci dari pembukaan lahan pertanian.

Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Lois Olson dan Hellen L Eddy lewat karyanya, A Soil Scientist of Moorish Spain, menyatakan, pada awalnya, buku Ibnu al-Awwam ini tak diketahui keberadaannya dan dianggap hilang. Berbeda dengan literatur sains milik ilmuwan Romawi atau Yunani yang tersimpan rapi. Sebagian pemikiran ilmuwan Muslim Spanyol seolah terabaikan.

Pada akhirnya, salinan buku itu ditemukan di Royal Spanish Library di San Lorenzo del Escorial. Menurut SP Scott dalam History of the Moorish Empire in Europe, buku hasil pemikiran Ibnu al-Awwam itu sebagai karya besar yang pada masa selanjutnya dijadikan rujukan para ahli pertanian.

Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol oleh Banqueri dan dicetak di Madrid pada 1802. Sementara itu, terjemahan bahasa Prancis dikerjakan oleh Clement-Mullet yang dicetak di Paris pada 1865. Pada dasarnya, seperti penjelasan sejarawan Thomas F Glick dan Steven John Livesey, peradaban Islam melahirkan ilmuwan di bidang pertanian.

Selain Ibnu al-Awwam, nama lainnya adalah Ibnu Wasyiyya, ahli  pertanian dari Irak pada 904 Masehi. Bukunya yang berjudul Al-Filaha al-Nabatiyya merupakan buku petunjuk pertanian terkemuka pada masanya. Wasyiyya menggambarkan tradisi bercocok tanam orang Nabatiya di Irak. Fuat Sezgin menerjemahkannya ke dalam bahasa Jerman.

Di Barat, buku yang lebih dikenal dengan judul Nabatean Agriculture menjadi salah satu rujukan Ibnu al-Awwam saat menuliskan karyanya. Thomas F Glick dan John Livesey mengungkapkannya melalui Medieval Science, Technology and Medicine: an Encyclopedia.

Menurut mereka, Ibnu al-Awwam mengutip sebanyak 540 bagian dari kitab tadi. Ini karena ada kemiripan kondisi alam dan lahan pertanian antara Irak dan Andalusia sehingga metode bercocok tanam yang digunakan juga serupa, papar kedua ilmuwan tersebut.

Namun, teknik pertanian di Andalusia memiliki keistimewaan pada kemampuan sistem irigasi atau qanat yang terintegrasi dan teknik pengangkatan air. Keunggulan itu dipaparkan juga oleh Ibnu al-Awwam. Dia menekankan perlu dibangun terlebih dahulu saliran air sebelum pembukaan lahan pertanian.

Selain itu, seperti penjelasan Ehsan Masood dalam Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern, para ilmuwan Spanyol termasuk Ibnu al-Awwam berhasil mengembangkan metode rotasi tanaman. Inovasi ini diadopsi di Irak dan negara-negara Islam lain serta berhasil meningkatkan hasil produksi pertanian.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement