REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Madinah, selain Masjid Nabawi, masjid lainnya yang juga memiliki sejarah penting dalam penyebaran agama Islam adalah Masjid Quba (masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasul SAW) dan Masjid Qiblatain (dua kiblat).
Namun, ada satu masjid penting lainnya yang kerap terlupakan. Padahal, masjid ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam penegakan syiar Islam. Itulah Masjid Jumat. Ya, masjid ini disebut dengan nama demikian karena disinilah Rasul SAW pertama kali melaksanakan shalat Jumat saat memasuki Kota Madinah.
Sebagaimana diketahui, ketika Rasul SAW memutuskan untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, beliau sempat membangun masjid. Dan, masjid pertama yang dibangun itu adalah Masjid Quba, yang terletak di kampung Quba, berjarak sekitar empat kilometer di sebelah selatan Masjid Nabawi.
Keutamaan Masjid Quba diterangkan dalam Alquran. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama, adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya.” (QS At-Taubah [9]: 108).
Setelah mendirikan masjid ini, Rasul bersama dengan Abu Bakar as-Siddiq melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib, yakni Madinah sekarang. Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, yakni Masjid Nabawi, beliau singgah di kampung Bani Sulaim. Pada saat itu ialah hari Jumat, dan waktunya sudah menjelang shalat Zhuhur. Karena itu, bersama para sahabat dan kaum muslimin yang ada pada saat itu, Rasul SAW mengajak mereka untuk mendirikan shalat Jumat.
Shalat Jumat itu dilaksanakan Rasul SAW di sebuah Wadi (lembah) yang terletak di kampung Bani Sulaim. Letaknya berdekatan dengan Masjid Quba. Menurut Junaidi Halim dalam bukunya Makkah-Madinah dan Sekitarnya, nama lembah tersebut adalah Wadi Ranuna.
Sebagai peringatan atas pelaksanaan shalat Jumat itu didirikanlah sebuah masjid di lokasi tersebut. Dan, masjid itu diberinama Masjid Jumat. Menurut Hanafi al-Mahlawi dalam Al-Amakin al-Masyhurah fi Hayati Muhammad SAW, shalat Jumat yang dilaksanakan di lokasi tersebut merupakan shalat jumat yang pertama kali. Sebab, sebelumnya beliau kesulitan melaksanakan shalat Jumat karena kuatnya tekanan dan penindasan yang dilakukan kafir Quraisy terhadap kaum Muslim.
Ada yang mengatakan bahwa lokasi pelaksanaan shalat Jumat itu terletak disisi kanan jalan dari Quba menuju Madinah. Adapun jumlah kaum Muslim yang mendirikan shalat Jumat ketika itu mencapai seratus orang. Menurut HM Iwan Gayo dalam Buku Pintar Haji dan Umrah, masjid Jumat itu berukuran 7 X 5,5 meter persegi.
Karena itulah, keberadaan Masjid Jumat ini memiliki posisi yang sangat penting dalam sejarah Islam. Sayangnya, tidak diketahui secara pasti, siapa sahabat yang mendirikan masjid ini. Mungkin itu karena minimnya informasi yang didapatkan. Karenanya, tak banyak umat Muslim yang berziarah atau berkunjung ke masjid ini.