REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Kemitraan Thailand dan produsen makanan Malaysia diperkirakan menghasilkan 200 juta baht pada 2018 (sekitar Rp 88 miliar). Menurut National Food Institute (NFI), angka itu naik 74 persen dari tahun sebelumnya.
Pasar makanan halal Thailand akan melonjak di belakang investasi produsen makanan Malaysia, kata Presiden NFI Yongvut Saovapruk diilansir di Bangkok Post, Kamis (12/4).
Ia mengatatakan, ada 164 mitra bisnis dari 23 perusahaan yang memasok makanan halal ke Thailand. Tahun lalu, ada 10 produsen makanan halal Thailand dan 60 mitra bisnis terkait yang menyuntikkan 52 juta baht (sekitar Rp 22 miliar) ke industri setelah bergabung dengan Malaysia International Halal Showcase (MIHAS).
Acara itu menyatukan produsen dari 21 negara dan menarik lebih dari 23 ribu pengunjung setiap hari. NFI mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) untuk bergabung dengan MIHAS 2018. Kegiatan itu berlangsung pada 4-7 April di Pusat Perdagangan dan Pameran Internasional Malaysia.
NFI adalah lembaga pemerintah di bawah Kementerian Perindustrian yang mendukung pengembangan teknologi dan pemasaran produsen makanan Thailand. NFI menyebut buah-buahan kering Thailand, makanan beras olahan, tuna kaleng, dan minuman sangat populer di Malaysia.
Pameran ini adalah peluang bagi produsen makanan halal Thailand dan Thai untuk mendistribusikan produk mereka di negara-negara Muslim lainnya, ujar Saovapruk.
Kementerian Perindustrian memiliki rencana kerja lima tahun (2016-2020) untuk mengembangkan industri makanan halal. Tujuannya, menjadikan Thailand sebagai salah satu dari lima eksportir teratas produk-produk halal.
Thailand saat ini adalah eksportir makanan halal terbesar ke-10 di dunia. Angkanya, lebih dari 200 miliar baht (sekitar Rp 88 triliun) produk yang dijual di pasar luar negeri.
Pemerintah mengharapkan ekspor makanan Thailand naik 7 persen year on year(yoy) menjadi 1,07 triliun baht pada 2018. Menyusul adanya perbaikan ekonomi global.
Saovapruk mengatakan produk makanan halal Thailand tumbuh rata-rata 8 persen setahun sejak 2010. Hal itu berkat meningkatnya permintaan global dan peran Thailand sebagai pengekspor makanan utama.
Pasar Muslim global diperkirakan berkembang menjadi 2,8 miliar orang pada 2050, naik dari 1,7 miliar pada 2018. Kementerian mendorong Thailand Selatan sebagai hub untuk makanan halal.