REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- The Muslim World League atau Liga Muslim Dunia atau (MWL) bersama Forum Global untuk Moderasi dari Yordania menyelenggarakan Konferensi Kemanan Umum. Acara yang diadakan di bawah naungan Perdana Menteri Yordania tersebut dihadiri tokoh politik, peneliti, dan ulama dari 35 negara.
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Dr Mohammed bin Abdul Karim al-Issa mengatakan, Liga Muslim Dunia menggunakan semua sumber daya akademis dan ideologis untuk menghadapi kekuatan jahat yang mengancam keselamatan global. Menurut dia, ada dua ekstremis yang tampak di dunia.
"Ekstremisme yang diberi label sebagai Islam dan lawannya ekstremisme Islamofobia," kata al-Issa, dilansir dari Arab News, Senin (9/4).
Ia menerangkan, ekstremis saling memberi makan dan saling memanfaatkan kecerobohan satu sama lain. Ekstremisme dan terorisme mengisi kekosongan yang diciptakan oleh kebencian dan konflik sektarian.
Menurut dia, satu-satunya jalan keluar dari siklus kebencian dan sektarian adalah menegaskan nilai-nilai agama yang mulia dan jauh dari retorika serta narasi yang tidak berguna. Umat tidak akan maju kecuali membalikkan citra negatif yang dibuat sekelompok orang.
Konferensi Keamanan Umum juga membahas gangguan keamanan ideologis yang telah tersebar luas sehingga mengekspos masyarakat Arab dan Muslim kepada ide ideologi ekstrem. Hal ini mengancam persatuan dan masa depan.
Konferensi Keamanan Umum sepakat tentang pentingnya mencari konsensus masyarakat. Yakni, sebuah formula yang mencapai keadilan dan menjamin hak setiap orang dalam masyarakat yang aman dan majemuk.
Konferensi Keamanan Umum menyerukan umat Islam untuk bergerak dari retorika ideologis ke kontribusi nyata untuk peradaban dengan mempromosikan moderasi. Selain itu, bergerak dari visi sempit ke visi yang holistik dengan mengatur ulang prioritas dan menangani masalah global demi kebaikan umat manusia.
Ditegaskan bahwa keamanan umum hanya dapat dicapai melalui upaya bersama antara keamanan dan otoritas keagamaan. Ditambah dengan kerja aktif di kalangan mahasiswa dan organisasi pemuda untuk menghadapi ekstremisme melalui pendidikan dan pemberdayaan.
Advertisement