Senin 26 Mar 2018 05:55 WIB

Pimpinan Ponpes DDI Mangkoso Tersedu Saat Ditemui TGB

Anregurutta Farid tak menyembunyikan rasa bahagianya atas kedatangan TGB.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ratna Puspita
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) bersama Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausiah dalam peringatan Isra Miraj di Lapangan Merdeka, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Ahad (25/3) malam.
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) bersama Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausiah dalam peringatan Isra Miraj di Lapangan Merdeka, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Ahad (25/3) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BARRU -- Pimpinan Pondok Pesantren Darul Da'wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Anregurutta Farid Wajdi, tak menyembunyikan rasa bahagianya atas kedatangan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Saking bahagianya, Anregurutta Farid menangis haru tatkala berbincang dengan TGB.

"Tuan Guru yang kami hormati, kami muliakan, kami cintai, dan yang utama, kami banggakan. Saya kekurangan kata-kata, untuk mengungkapkan rasa gembira dan terima kasih atas kunjungan ini," ujar Anregurutta Farid saat menerima TGB di kediamannya, Ahad (25/3) malam.

Anregurutta Farid sejak awal tahu rencana kedatangan TGB ke Sulsel langsung menyampaikan permintaan agar TGB bisa berkunjung ke pondoknya. "Ketika informasi pertama mau datang ke sini, saya di belakangnya rencana kedatangan Tuan Guru wajib harus mampir ke sini," lanjut Anregurutta Farid.

Bahkan, kata Anregurutta Farid, keluarga besar Pimpinan Pondok Pesantren Darul Da`wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso siap menerima kedatangan TGB jam berapapun mengingat padatnya jadwal TGB selama di Sulsel. Anregurutta Farid menilai, TGB merupakan sosok pemimpin dan politisi yang langka di Tanah Air. 

TGB mampu membanggakan dunia santri atas sejumlah prestasinya memimpin NTB. "Yang saya banggakan mungkin di antara politisi-politisi kita tidak ada yang bayangkan bahwa seorang doktor, santri, jadi gubernur, jangankan gubernur, menjadi bupati saja diremehkan, masa bisa," ucap Anregurutta Farid.

Anregurutta Farid memandang penyakit yang kerap hinggap pada pemimpin-pemimpin ialah kurang ikhlas dalam memimpin bangsa. Anregurutta Farid berharap kehadiran TGB yang datang dari dunia pesantren bisa memupus penyakit-penyakit tersebut. 

Anregurutta Farid mengharapkan TGB bisa memberikan manfaat yang lebih luas lagi, tak sekadar di NTB melainkan pentas nasional. "Sehat selalu Tuan Guru, semoga lebih sukses pada masa akan datang. Kunjungan singkat tapi sangat besar artinya bagi keluarga pesantren," kata Anregurutta Farid.

TGB tak henti-hentinya menyampaikan terima kasihnya atas kerelaan Anregurutta Farid menerima TGB meski sudah larut malam. TGB bahkan kaget melihat sambutan para santri dengan lantunan shalawat kepada dirinya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 Wita.

"Ini suatu kemuliaan dan kehormatan luar biasa dibukakan pintu hampir tengah malam, dan beliau tak kurang senyum, keramahan," kata TGB.

TGB menyempatkan diri bersilaturahim ke Pimpinan Pondok Pesantren Darul Da`wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso dalam perjalanan menuju Makassar setelah mengisi tabligh akbar di Wajo bersama Ustaz Abdul Somad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement