Senin 26 Mar 2018 04:56 WIB

Jokowi Hanya Jadi Jamaah pada Haul Guru Sekumpul

Jokowi biasanya bertegur sapa atau bahkan membagi-bagikan sepeda.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Haul ke-13 ulama karismatik asal Martapura, Kyai Haji Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau biasa masyarakat sekitar memanggil Abah Guru Sekumpul di Kelurahan Sekumpul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Foto: Biro Pers Istana
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Haul ke-13 ulama karismatik asal Martapura, Kyai Haji Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau biasa masyarakat sekitar memanggil Abah Guru Sekumpul di Kelurahan Sekumpul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya menjadi jamaah ketika datang ke Haul ke-13 Kyai Haji Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani, Ahad (25/3). Padahal biasanya, Jokowi memberikan sambutan atau datang bersilaturahim dengan santri maupun warga sekitar. Jokowi hanya datang untuk menjalankan salat Magrib dan Isya berjamaah dan ikut bersalawat.

Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Johan Budi mengatakan, memang dalam kedatangan ke Musala Ar-Raudhah yang menjadi tempat haul, Kepala Negara tidak memberikan sedikit pun sambutan. Jokowi hanya datang layaknya jamaah lain yang mengikuti haul.

"Bagus kan. Memang pada saat kedatangan pun Jokowi tidak mendapat sambutan dan seperti jamaah lainnya. Pada saat masuk ke Musala pun langsung ikut salat Magrib dan Salawatan," ujar Johan Budi yang turut mendampingi Presiden Jokowi, Ahad (25/3).

Kedatangan Jokowi ke haul atau pondok pesantren tanpa memberikan sambutan kepada masyarakat atau santri di pondok pesantren memang tak biasa dilakukan Jokowi. Dia biasanya bertegur sapa atau bahkan membagi-bagikan sepeda yang menjadi incaran masyarakat. 

photo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Haul ke-13 Abah Guru Sekumpul. (Biro Pers Istana)

Koordinator Posko 03 Induk Sekumpul Agus Syamsu Rizal mengatakan, memang dalam setiap pengajian atau haul yang dilakukan di Ar Raudhah siapapun yang datang tetap dianggap sebagai jamaah. Kendati mereka adalah tokoh politik atau pejabat negara, semua yang datang ke musala menjadi satu, yaitu jamaah.

"Memang dari dulu begitu. Mau bagaimanapun semua tetap menjadi jamaah saja," ujar Agus ditemui di poskonya.

Agus menuturkan, jumlah jamaah yang ikut setiap tahunnya terus bertambah. Bukan hanya dari Indonesia, jamaah juga sering berdatangan dari luar negeri. Tahun ini, panitia memperkirakan akan ada 1,2 juta jamaah yang menghadiri haul Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau yang juga dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul.

Menurut Agus, ketika Kyai Haji Muhammad Zaini masih ada, jamaah yang datang menghadiri pengajian hanya berkisar 200-300 ribu. Namun setelah Muhammad Zaini meninggal dunia justru semakin banyak jamaah yang hadir dalam setiap kegiatan di Ar Raudhah.

photo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Haul ke-13 Abah Guru Sekumpul. (Biro Pers Istana)

Untuk mengakomodir kedatangan jamaah pada saat haul, masyarakat di sekitar Musala Ar Raudhah kerap menyiapkan tempat bagi mereka yang ingin menginap sebelum haul dimulai. Sebab, biasanya ada jamaah yang jauh dari Banjar, dan harus mencari penginapan sebagai persiapan haul.

Selain ada penginapan dari warga dan pemerintah setempat, banyak juga relawan yang menyediakan makan gratis di jalan-jalan menuju Musala Ar Raudhah. Mereka menyediakan makan tanpa diminta oleh panitia, namun secara sukarela menjajakan camilan atau makanan berat bagi jamaah yang berdatangan.

"Untuk posko makan dari panitia ada 43 titik. Untuk tempat parkir ada 91, dan semuanya gratis," ujar Agus.

Selain makanan dan tempat parkir, dari pantauan Republika ada tempat tambal ban gratis bagi jamaah yang kendaraanya mengalami bocor ban. 

Baca juga: Siapa Itu Guru Sekumpul Hingga Didatangi Presiden Jokowi?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement