Sabtu 24 Mar 2018 22:41 WIB

Pemeliharaan Sumur Zamzam Dulu dan Sekarang

Ratusan tahun berselang dan semakin banyaknya keperluan pada air zamzam.

Restorasi sumur zamzam.
Foto: saudigazette.com
Restorasi sumur zamzam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Makkah secara geografis dan topografi terletak di daerah lembah yang cekung. Menurut SGS (Saudi Geological Survey), luas cekungan ini hanya seluas 60 kilometer persegi (km2). Tentu saja, jumlah ini tidak terlalu luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan.

Sementara itu, posisi Ka'bah juga berada di lembah. Apabila dilihat dari Jabal Tsur yang berada pada ketinggian 300 meter dari permukaan laut (dpl), posisi Ka'bah tampak jelas berada di lembah yang paling rendah. Dan, posisi sumur zamzam jauh berada di bawahnya.

Dengan luas area resapan air yang hanya sekitar 60 km2, tentunya sangat kecil untuk mampu menapung air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah. Konon, hujan turun hanya sekali dalam setahun. Karena itu, hujan yang terjadi di kawasan ini akan menjadi berkah bagi masyarakat setempat. Pemerintah Arab Saudi pun berusaha untuk selalu menjaga dan merawat sumur zamzam yang dikenal sebagai sumur tertua di dunia ini.

Sebelum pemeliharaan sumur zamzam seperti sekarang ini, dahulu kala untuk mengambil air zamzam harus menggunakan timba. Tahun 1020 H, atas perintah Sultan Ahmad Khan, sumur zamzam dibangun mencapai kedalaman satu meter serta diberi terali besi untuk melindunginya. Sehingga, masyarakat yang ingin mengambil air zamzam harus menggunakan timba.

 

Ratusan tahun berselang dan semakin banyaknya keperluan pada air zamzam, pada tahun 1373 H/1953 M lalu dibangun pompa air. Pompa ini menyalurkan air dari sumur zamzam ke bak penampungan air dan di antaranya juga ke keran-keran yang ada di sekitar sumur zamzam.

Selanjutnya, Pemerintah Arab Saudi terus berusaha mengembangkan pelestarian sumur zamzam ini. Tahun 1415 H/1994 M, Pemerintah Arab Saudi membentuk badan khusus yang bertugas mengawasi pemeliharaan sumur zamzam. Saat ini, telah dibuat saluran untuk menyalurkan air zamzam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15 ribu meter kubik (m3) dan disambungkan ke tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu, air zamzam juga diangkut ke tempat-tempat lain dengan menggunakan truk tangki, di antaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.

Saat ini, sumur zamzam dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam di bawah (electric submersible pump). Kini, warga yang ingin menyaksikan pompa-pompa itu dapat melihatnya melalui berbagai foto-foto dokumentasi Badan Khusus Pemeliharaan Sumur Zamzam.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement