Jumat 16 Mar 2018 15:07 WIB

Pemuda yang Diganjar Bidadari Surga

Janji Allah untuk para mujahid sangat nyata.

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto:
Surga (ilustrasi)

Mimpi

Sang pemuda kemudian bercerita, tadi ia sempat mengantuk dan tertidur sekejap. Kemudian, ia merasa tiba-tiba seorang laki-laki mendatanginya. Laki-laki itu berkata pada sang pemuda, “Pergilah engkau menuju al-ain al-mardhiyyah.”

Laki-laki itu kemudian membawa sang pemuda menuju sebuah taman yang di dalamnya terdapat sungai yang alirannya terbuat dari air yang tidak berubah bau dan tidak berasa. Di pinggir sungai itu terdapat sekelompok gadis jelita yang memakai perhiasan yang sangat indah.

Ketika melihat kedatangan sang pemuda, gadis-gadis itu menyambutnya dengan ceria dan berkata, “Inilah dia suami al-aina al-mardhiyyah!”

Sang pemuda kemudian mengucapkan salam dan berkata, “Apakah salah seorang di antara kalian ini ada yang bernama al-aina al-mardhiyyah?”

Para gadis itu pun menjawab, “Tidak ada, tetapi kami ini hanyalah para dayang dan pelayannya semata. Berjalanlah terus ke depan maka engkau akan bertemu dengannya.”

Perjalanan sang pemuda terus berlanjut. Ia kemudian menemui banyak taman indah dengan berbagai sungai ajaib dari yang aliran airnya merupakan air susu, khamr, hingga madu yang jernih.

Di tiap taman pun selalu ada para gadis jelita yang makin cantik dengan perhiasan yang makin indah. Namun, tak satu pun dari mereka yang bernama al-ain al-mardhiyyah.

Hingga akhirnya, sampailah ia pada sebuah istana yang terbuat dari mutiara putih. Di depannya ada seorang gadis yang kemudian bertutur pada seseorang, "Wahai, al-aina al-mardhiyyah, ini suamimu telah datang."

Sang pemuda pun mengarahkan pandangannya pada gadis yang bernama al-ain al-mardhiyyah tersebut. Bidadari tersebut sedang duduk di atas ranjang emas dengan mengenakan mahkota yang terbuat dari permata dan mutiara.

Kecantikan sang bidadari membuat sang pemuda takjub, tak bisa berkata-kata lagi. Sang bidadari pun berkata, “Selamat datang, wahai Waliyur-rahman, telah dekat waktu kehadiranmu kepada kami.”

Sang pemuda pun berjalan mendekati bidadari untuk memeluknya, tetapi ditolak. Dengan lembut sang bidadari pun berkata, "Jangan tergesa-gesa, belum tiba waktunya bagimu untuk dapat memelukku. Engkau masih memiliki ruh di dalam jasad maka berpuasalah esok hari, kemudian engkau akan berbuka bersama kami malam harinya."

Tiba-tiba, sang pemuda pun terbangun dari mimpinya. Saat sedang menceritakan kisahnya tersebut, tiba-tiba datang gerombolan musuh menyerang pasukannya.

Sang pemuda segera bangkit untuk menghadapi serangan tersebut dan berhasil mengalahkan sembilan orang dari pasukan musuh. Hingga saat menghadapi musuh ke-10, sang pemuda itu kalah. Ia mati syahid.

Tubuhnya yang berlumuran darah itu pun telah ditinggalkan oleh ruhnya. Wajahnya menyunggingkan senyuman yang indah. Tampaknya, inilah waktu saatnya bertemu bidadari surga tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement