REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI – NU) Jepang menggelar kegiatan Muslimpreneur di Tokyo, Senin (5/3). Kegiatan bertajuk "Sukses Menjadi Pengusaha Nusantara" itu dibuka oleh Ketua Umum Keluarga Komunitas Islam Indonesia (KMII) Jepang sekaligus Wakil Kepala Perwakilan KBRI Tokyo, M Abas Ridwan.
“Di Jepang terdapat lebih dari 27.000 warga Indonesia yang terdiri sekitar 20.000 tenaga kerja magang dan sekitar 7.000 mahasiswa. Jika setelah pulang ke Indonesia mereka menjadi entrepreneur atau wiraswastawan, maka perekonomian negara Indonesia akan meningkat pesat,” kata Abas Ridwan dalam rilis PCI NU Jepang yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/3).
Muslimpreneur 2018 antara lain diisi dengan talk show yang menampilkan dua nara sumber. Pertama, pengusaha Batik Tulis Madura, Ediyanto. Kedua, Muhammad Anwar. Ia adalah founder Spirit Baru Internasional Co.Ltd, salah satu usaha remitance terbesar di Jepang.
Acara puncak adalah tabligh akbar yang menampilkan dua nara sumber. Pertama, KH Muhammad Nur Hayid. Ia adalah salah seorang pengurus KADIN, sekjen HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia) sekaligus anggota komisi Dakwah MUI dan anggota Lembaga Dakwah PBNU. Laki-laki yang akrab disapa Gus Hayid ini mengupas materi bertajuk “Sukses Bisnis ala Nabi”.
Pembicara kedua adalah Habib Novel bin Muhammad Alaydrus. Pria yang akrab disapa Habib Novel itu memaparkan materi bertajuk “Bisnis Sukses Dunia Akhirat”.
Ketua Pengurus PCI NU Jepang Miftakhul Huda menjelaskan, PCI NU Jepang sekarang sangat aktif melaksanakan kegiatan ke NU-an seperti kegiatan Majlis Yasin dan Majlis Shalawat yang terlaksana di seluruh daerah di Jepang.
Ia menambahkan, PCI NU Jepang memiliki beberapa bagian, yaitu MUSLIMAT – NU Jepang, LAZISNU Jepang, LAKPESDAM Jepang, LPTT, LMTI dan LDKI PCI NU Jepang. “Sukses program Muslimpreneur 2018 akan menjadi ikon dan program tahunan PCI NU Jepang,” kata Miftakhul Huda.