REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada 1405, Kaisar Zhu Di mengirimkan armada kapal besar-besaran untuk mengeksplorasi dan melakukan perdagangan dengan seluruh dunia. Kaisar pun memilih Cheng Ho untuk memimpin ekspedisi akbar ini. Secara keseluruhan, hampir 30 ribu pelaut mengikuti ekspedisi tersebut.
Dalam kurun waktu 1405 - 1433, Cheng Ho telah memimpin tujuh ekspedisi. Dia beserta para awaknya berlayar ke Malaysia, Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka, Iran, Oman, Yaman, Arab Saudi, Somalia, Kenya, dan banyak negara lainnya. Di sela-sela ekspedisinya itu, ia pun sempat pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Dalam ekspedisi itu, Cheng Ho mengerahkan kapal-kapal besar berukuran panjang sekitar 400 kaki. Selama ratusan tahun, orang mengira bahwa kabar tentang kapal-kapal besar Cheng Ho itu terlalu dilebih-lebihkan. Namun, bukti arkeologi dari galangan tempat kapal-kapal itu dibangun di Sungai Yangtze menunjukkan bahwa kapal-kapal itu memang besar adanya. Ukurannya bahkan lebih besar dari lapangan sepak bola modern.
Selama menjelajah dunia, Cheng Ho diperintahkan oleh Kaisar untuk menghormati masyarakat setempat. Demi penghormatan itu, tak jarang masyarakat mendapatkan upeti atau penghargaan dari Kaisar Cina. Tentu saja, masyarakat setempat senang sekali mendapatkan buah tangan itu.
Tak heran, Cheng Ho bersama para awaknya pun merasakan sambutan hangat dari masyarakat yang mereka kunjungi. Tak sekadar berkunjung, Cheng Ho pun menjalankan misi dagang, yang pada umumnya berhasil dengan baik.
Tuntas menjalankan ekspedisi itu, ia pun berlayar pulang ke Negeri Tirai Bambu. Ia kembali dengan membawa barang-barang eksotis dari berbagai negara, seperti gading, unta, emas, bahkan jerapah dari Afrika. Ekspedisi yang dipimpin Cheng Ho ini mengirim pesan kepada dunia bahwa Cina juga merupakan negeri adidaya secara ekonomi dan politik. Pesan penting lainnya adalah bukan hanya Marcopolo dan Columbus yang telah menjelajah dunia, tapi juga seorang Muslim dari Cina bernama Cheng Ho.