REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Guru Besar Agama Islam, Prof KH Didin Hafidhuddin mendorong agar para dai di Indonesia dapat menguasai teknologi sebagai sarana untuk berdakwah. Menurut dia, seorang dai di era globalisasi ini bisa menggunakan berbagai macam metode dalam memanfaatkan teknologi, asalkan tidak keluar dari substansi ajaran Islam.
"Bagaimana pun harus bisa memanfaatkan teknologi untuk dakwah," ujar Didin saat menjadi keynote speaker dalam seminar yang bertema "Revitalisasi Dakwah Islam di Tengah Arus Globalisasi" di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), Bogor, Rabu (28/2).
Kendati demikian, menurut dia, pertemuan tatap muka dengan umat masih sangat perlu dilakukan, sehingga bisa menyegarkan pemahaman keislaman dan rasa persatuan. "Jadi begitu cepatnya komunikasi dan ini harus dimanfaatkan sebaiknya-baiknya oleh para dai," ucapnya.
Selain itu, menurut Didin, dalam berdakwah seorang dai juga harus bisa mengetahui target atau audiens dakwahnya. Jika berbicira di hadapan anak muda, jangan kemudian berbicara tentang kematian, tapi bagaimana menghadapi kehidupan ini ke depannya. Karena, menurut dia, materi kematian lebih cocok dibicarakan di hadapan orang yang lanjut usia.
"Nabi sudah memberikan contoh. 'Saya diperintahkan untuk menyampaikan kepada manusia sesuai akal mereka. Siapa yang kita hadapi ini'," kata Didin.
Didin pun mengapresiasi banyaknya mubaligh-mubaligh zaman now yang telah menggunakan banyak metode untuk menyampaikan ajaran Islam. Karena itu, Didin juga mendorong kepada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor yang juga sebagai penyelenggara seminar, untuk turut ikut memberikan penataran teknologi kepada calon-calon pendakwah.
"Saya kira program studi KPI harus ada penataran teknologi agar tidak gaptek," jelasnya.
Setelah Didin menyampaikan materi pembuka, kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis, Da'i dan ahli tafsir Alqur'an, Amir Faishol Fath dan Dosen Pasca Sarjana UIKA Bogor, Ahmas Sastra MM. Seminar ini dihadiri ratusan mahasiswa dan dosen UIKA.