Kamis 22 Feb 2018 17:41 WIB

Laznas BSM Beri Modal Usaha untuk Mahasiswa Dhuafa

Laznas BSM memiliki program Islamic Sociopreneur Development Program untuk dhuafa.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Direktur Eksekutif Laznas BSM Rizqi Okto Priansyah saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu(21/2).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Eksekutif Laznas BSM Rizqi Okto Priansyah saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu(21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Bangun Sejahtera Mitra (BSM) Umat memberikan modal usaha untuk mahasiswa dhuafa. Laznas BSM Umat mempunyai tiga pilar program, di antaranya program pilar mitra umat, pilar didik umat dan pilar simpati umat. Masterpiece di program pilar didik umat adalah Islamic Sociopreneur Development Program untuk mahasiswa dhuafa.

 

Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat, Rizqi Okto Priansyah mengatakan, Islamic Sociopreneur Development Program sasarannya mahasiswa. Saat ini sudah ada dua kampus yang tersentuh program tersebut, di antaranya Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Cita-cita kita, anak-anak yang tersentuh program ini diharapkan menjadi pengusaha tapi yang punya jiwa sosial," Rizqi kepada Republika di Kantor Republika.co.id, Rabu (21/2).

Ia menerangkan, Laznas BSM Umat tahu, tidak banyak pengusaha muslim. Oleh karena itu Laznas BSM Umat mempunyai cita-cita untuk mencetak pengusaha Muslim. Sehingga di masa yang akan datang para mahasiswa tersebut bisa memberi berdampak yang baik terhadap masyarakat dan lingkungan.

Mahasiswa yang tersentuh Islamic Sociopreneur Development Program juga harus mandiri. Jadi setelah lulus kuliah tidak hanya cari kerja tapi bisa membuka lapangan kerja. Maka, mereka diberi pelatihan, pendampingan dan modal oleh Laznas BSM Umat.

"Mereka kita bina sekaligus ada pembinaan keislaman, kita juga mencari mahasiswa yang punya passion entrepreneur, kita tidak memberi beasiswa kepada mahasiswa yang tidak tertarik entrepreneur," ujarnya.

Rizqi menyampaikan, mahasiswa yang terpilih ikut Islamic Sociopreneur Development Program mendapat berbagai fasilitas. Mereka mendapat uang saku sebanyak Rp 500 ribu per bulan, uang semester Rp 3 juta, dan modal usaha sekitar Rp 50 juta. "Kita sasar mahasiswa yang dhuafa karena yang digunakan adalah dana zakat," ujarnya.

Di 2018, Laznas BSM Umat rencananya akan mengembangkan Islamic Sociopreneur Development Program ke kampus-kampus swasta lainnya. Agar semakin banyak mahasiswa yang tersentuh program tersebut. Sehingga nantinya mereka bisa menjadi pengusaha Muslim yang berjiwa sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement