Ahad 06 Jan 2019 05:45 WIB

Ini Evolusi Beasiswa di Era Digital 4.0

Dari beasiswa uang saku menjadi beasiswa pembinaan dan pelatihan.

Salah satu kegiataan pembinaan yang diberikan oleh Laznas BSM Umat terhadap para mahasiswa UGM penerima beasiswa Islamic Spciopreneur Development Program (ISDP).
Foto: Dok Laznas BSM Umat
Salah satu kegiataan pembinaan yang diberikan oleh Laznas BSM Umat terhadap para mahasiswa UGM penerima beasiswa Islamic Spciopreneur Development Program (ISDP).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Zaman telah berubah, begitu pun dengan beasiswa. Beasiswa yang dahulu hanya berupa uang pendidikan atau uang saku kini menjelma menjadi beasiswa pembinaan dan pelatihan.

Beasiswa ISDP (Islamic Sociopreneur Development Program) adalah salah satunya. Beasiswa yang memberikan uang pendidikan dan pembinaan untuk mencetak mahasiswa yang berakhlak islami dan peduli masyarakat.

Beasiswa ISDP diprakarsai oleh  Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (Laznas BSM Umat). Salah satu universitas yang mendapat program beasiswa ini adalah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Agus Wibowo, mahasiswa fakultas Pertanian UGM angkatan 2014, asal Pati adalah salah satu penerima manfaat beasiswa ISDP.

“Saya ingin sekali mendapat beasiswa ISDP karena di dalamnya tidak hanya terdapat beasiswa kuliah, uang saku, tetapi juga terdapat pembinaan dan pelatihan kewirausahaan yang berlandaskan nilai-nilai Islam,” ujar Wibowo dalam rilis LAznas BSM Umat yang diterima Republika.co.id, pekan lalu.

Ia menambahkan, beasiswa ISDP UGM dimulai sejak bulan Maret 2017. Sejak saat itu mahasiswa wajib mengikuti kegiatan yang diadakan dan hanya diperkenankan izin ketika ada urusan akademik atau sakit.

“Untuk bisa mendapat beasiswa ISDP peserta harus melewati beberapa tahap seleksi,” kata Wibowo. 

Pertama, mengisi formulir pendaftaran. Lalu mengikuti walk interview. Peserta yang dinyatakan lolos, selanjutnya mengikuti tes tulis dan wawancara dengan psikolog. Terakhir melakukan presentasi bisnis di hadapan pegusaha. 

“Persaingannya cukup ketat, karena dari sekitar 80-an peserta yang mendaftar dan hanya 25 orang yang diterima,” tuturnya.

Wibowo mengemukakan, manfaat dari beasiswa ISDP itu mendorong mahasiswa berjiwa kewirausahaan sekaligus pemberdayaan masyarakat.

“Ketika anak saya mengikuti seleksi beasiswa ini, dari awal saya sudah mendukung 100 persen. Karena beasiswa ISDP membina mahasiswa menjadi seorang wirausahawan sosial, yang peduli masyarakat,” kata salah satu orangtua.

“Mimpi saya ketika lulus ISDP ini adalah bisa membangun pesantren entrepreneur di wilayah-wilayah pelosok Indonesia,” ujar  Wibowo. 

Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat, Rizqi Okto Priansyah mengatakan, tujuan program ISDP ini untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai bidang sociopreneur secara umum.

"Supaya bisa tercipta pengusaha-pengusaha muda muslim yang nantinya akan menggerakkan perekonomian umat," ucap Rizqi Okto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement